STMIK Antar Bangsa baru berusia tiga tahun. Satu semester lagi Musfiroh akan merampungkan kuliahnya dan akan tercatat sebagai angkatan pertama kampus merah itu. Bagi Firoh, sapaan akrabnya, kuliah di STMIK Antar Bangsa sangat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang berbeda.
Tidak seperti kampus Islam pada umumnya, STMIK Antar Bangsa yang berada dibawah payung Yayasan PPPA Darul Quran, mengharuskan mahasiswanya menghafal Quran. Tahfiz menjadi bagian dari mata kuliah yang dipelajari mahasiswa. Ternyata, mata pelajaran inilah yang diincar Firoh dan membuatnya memutuskan melanjutkan sekolah di STMIK Antar Bangsa.
“Disini, kalau kita hafal Quran, dapat keringanan biaya kuliah. Kalau yang hafal 30 juz, malah dapat beasiswa full,†kata Firoh.
“Sewaktu SMA, saya sudah tinggal di pesantren di Cirebon dan saya enggak mau ilmu akhirat saya hilang, makanya saya mencari kampus yang tidak melupakan agama. Alhamdullilah, sekarang saya sudah hafal 10 juz†kata Firoh sambil mesem dan bergegas masuk kedalam ruang kelas.(suci)