Ranah film indonesia kembali kedatangan film bertema pahlawan nasional. Nyai Ahmad Dahlan, istri dari pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. Film produksi Iras Film ini menceritakan sosok perempuan bernama asli Siti Walidah ini dalam menemani sekaligus mendukung perjuangan Ahmad Dahlan dalam mendidik kaum perempuan.
Kehadiran film tentang sosok pahlawan Indonesia perempuan ini pun mengundang antusias umat Islam. Sejumlah acara nonton bareng pun digelar. Seperti yang terlihat pada hari kamis (24/8) sore ratusan santri dan anak-anak panti memadati studio XXI di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.
Sebanyak 20 santri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an pun mendapat kesempatan ikut dalam kegiatan nonton bareng tersebut. Mereka adalah santri-santri terbaik yang dipilih berdasarkan halaqoh tahfizhnya. Didampingi ustad Humaidi selaku pembimbing halaqoh tahfizh, para santri menikmati film tersebut dari awal hingga akhirnya.
“Sangat inspiratif” tanggap ustad Humaidi usai pemutaran film selesai. Ia terkesan dengan sebuah penggalan dialog Nyai Ahmad Dahlan dalam film yang mengatakan, “kain kafan tidak memiliki saku”. Dalam arti yang ia pahami kita tak perlu takut untuk kehilangan harta untuk memperjuangkan dakwah di jalan Allah SWT, pun tidak ada satupun harta yang dapat kita bawa sepulang kita kembali ke pada Allah.
Tokoh Siti Walidah dengan apik diperani oleh Tika Bravani ini berhasil membuat penonton terkagum dengan perjuangannya bersama Kyai Ahmad Dahlan yang diperankan oleh David Chaliq dalam mendirikan Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk perkembangan ummat Islam di nusantara, hinnga berbuah manis yang dapat kita rasakan hari ini.
Alif Bani santri Daqu yang ikut nobar Nyai Dahlan ini juga terkesan dengan peran Nyai Dahlan dalam mengembangkan Dakwah Islam bersama suaminya di Indonesia yang kerap juga mendapatkan banyak rintangan juga terkesan dengan kepedulian Nyai dahlan kepada sesama tak pandang dalam mendidik dari anak-anak hingga lansia.
Merekapun sepakat film-film dengan tema seperti ini diperbanyak agar tidak hanya sekedar menjadi tontonan tetapi dapat bisa menjadi tuntunan bagi siapapun yang menontonnya.
“Saya berharap dan sangat ingin sekali film seperti ini terus bermunculan di bioskop indonesia dan yang paling saya nantikan ialah film sejarah islam yang saya kira menjadi tema film-film berikutnya” ujar Humaidi.