Masjid bagi Zulkifli Hasan yang kini menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, mempunyai arti khusus. Tidak hanya sebagai tempat beribadah baginya masjid merupakan tempat yang tidak bisa dilepaskan dari keberhasilannya hingga saat ini.
Sebagaimana yang disampaikan saat silaturahim dengan pimpinan dan santri Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, di Tangerang, Jumat (10/1), mantan menteri kehutanan ini mengisahkan pengalamannya dengan masjid yang menjadi rumah keduanya.
“Waktu itu ayah saya ingin anaknya masuk pendidikan guru agama (PGA) tapi saya bersikukuh untuk masuk SMA. Akhirnya ayah saya menantang agar untuk tetap menempuh SMA saya harus masuk jurusan fisika dan meraih peringkat pertama” kisahnya.
Ia akhirnya menerima tantangan tersebut. Sejak itu politisi yang akrab dipanggil Bang Zul tersebut giat belajar untuk menyiapkan diri sebaiknya. Menginat tempat kosnya di Jakarta minim penerangan dan kecil akhirnya ia belajar di masjid. Sejak jam 03.00 pagi ia sudah berada di pelataran masjid untuk shalat malam lalu selanjutnya belajar dari buku-buku yang sudah dibeli.
“Begitu juga saat pulang sekolah saya tidak langsung ke rumah tetapi masuk ke masjid dulu untuk selanjutnya belajar kembali dan baru pulang selepas ashar” tambahnya.
Saking kerasnya ia belajar hingga apa yang akan diajarkan oleh guru bahkan beberapa pelajaran untuk satu tahun mata pelajaran itu ia sudah kuasai. Kisah menarik saat seorang guru harus meninggalkan kelas karena apa yang diajarkan dikoreksi olehnya.
“Pas pengumuman kenaikan kelas ayah saya datang. Saat diumumkan juara 1,2 dan 3 nama saya tidak ada. Ayah saya tersenyum menang ke saya hingga akhirnya nama saya disebut oleh guru sebagai juara umum” ujarnya yang disambung takbir oleh para santri.
Selain rajin belajar dan konsisten dengan apa yang dipelajari ia juga mengingatkan untuk tidak melupakan shalat malam, puasa sunah serta membaca Al-Qur’an.
“Dan yang tidak kalah penting berbakti pada orang tua” tambahnya.
