Tua bukanlah alasan untuk tidak memiliki cita-cita. Udzurnya usia juga bukan penghalang manusia untuk beribadah pada Sang Pencipta. Itulah pesan yang ingin diangkat dari film pendek berjudul “Kurban Anak Kambing” produksi Qurban Istimewa (QUIS) Daarul Qur’an bersama, Daqu Media dan Daqu Movie. Daqu Movie sendiri merupakan production house Daarul Qur’an yg sudah banyak memproduksi film2 pendek tentang dakwah dikalangan anak2 muda
“Kurban Anak Kambing” mengisahkan sosok pria tua bernama Muhammad Sukemi. Pria berusia 86 tahun dan tinggal di sebuah rumah gubuk ini memiliki cita-cita untuk melakukan ibadah qurban. Untuk itu pria yang akrab dipanggil mbah Kemi tersebut rela menjual sejumlah ayam yang dipeliharanya untuk membeli kambing.
Namun, uang hasil penjualan ayam tersebut belum mencukupi untuk mendapatkan hewan qurban yang memenuhi syarat. Hampir saja panitia qurban menolak hewan milik mbah Kemi. Namun, setelah berunding dan melihat kesungguhan Mbah Kemi panitia qurban berembuk dan patungan untuk mengganti hewan qurban Mbah Kemi menjadi yang lebih layak.
Seharusnya tidak salah Mbah Kemi di usia tuanya hanya banyak bersyukur dan berdoa saja. Terlebih secara ekonomi ia sangat kekurangan. Namun, Mbah Kemi tidak mau segala keterbatasan tersebut mengganggu mimpinya untuk melaksanakan ibadah qurban yang akhirnya juga membawa ia berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umroh.
Kisah ini diangkat dengan apik oleh para sineas muda muslim yang telah menghasilkan beberapa film pendek seperti pejuang subuh dan film-film motivasi untuk bersedekah dan beribadah ini. Tanpa pesan menggurui film ini akan menyentil siapa saja yang menontonnya lewat sosok Mbah Kemi.
Ditengah derasnya tontonan tanpa tuntunan film pendek ini benar-benar menjadi pemuas dahaga. Beberapa kekurangan dalam film ini tertutupi dengan pesan dan hikmah yang diberikan. Tanggapan positif akan film ini pun bergulir.
Di hari perdana penayangan film pendek ini sudah ditonton lebih dari 5000 viewers. Kolom komentar pun dipenuhi oleh para netizen yang haus akan tontonan yang sekaligus memberikan tuntunan.
“Masya Allah,Kisah Inspirasi macam apa ini? Kisah nya sedih banget,kisah seorang mbah kemi yang bisa ngebuka pikiran para penonton,berasa malu sama mbak kemi yang kekeh buat berkurban. Tim kreatif DaquMovie memang benar-benar keren,saya harap kakak-kakak semua bisa buat film inspiratif yang lain lagi dengan tema yang berbeda dan pengajaran yang sangat bagus bagi para saudara Muslim yang lain,Aamiin… Lanjutkan!” ujar Aulia Seftya
“Perbanyaklah film2 yang penuh makna ini seperti ini, karena indonesia haus akan hiburan yang bermutu…
hiburan yang menggambarkan Riill keadaan mayoritas penduduk Indonesia.” ujar Hadi Mustafa.
Film pendek ini juga disambut baik oleh sutradara muda Andibachtiar Yusuf yang telah menggawangi beberapa film dokumenter dan layar lebar seperti Hari Ini Pasti Menang, Garuda 19, Romeo dan Juliet dan yang lainnya.
“Secara teknis film ini baik dan editing juga oke. Memang harus ada beberapa penambaan di sisi angle, tapi ini film yang bagus” ujar pria berusia 40 tahun ini.
Ia juga menyambut positif kehadiran komunitas pembuat film. Menurutnya meski kerap disebut hobi oleh banyak orang namun mereka tidak boleh dianggap remeh bahkan terkadang karya mereka bisa bersaing dengan film-film nasional yang tayang di studio.
“Kisah ini adalah kisah nyata. Saya mengenal sosok Mbah Kemi dalam perjalanan umrah bersama istri. Banyak pelajaran dari hidupnya. Moga perjalanan religi Mbah Kemi menjadi inspirasi, motivasi dan pencerahan buat kita semua” ujar Ketua Daarul Qur’an Tarmizi Ashidiq.
Tarmizi juga menambahkan Daarul Qur’an lewat Daqu Movie akan banyak memberikan pencerahan lewat film-film pendek dengan pesan yang dalam dan banyak memberikan hikmah.
“Insya Allah akan ada beberapa episode yang kami buat. Quis Daarul Qur’an bersama Daqu Movie akan banyak membuat film-film degan semangat dakwah dan pencerahan” ujarnya
Kini Mbah Kemi memang telah tiada. Namun semangat dan pelajaran yang diberikannya masih akan tetap membekas di setiap muslim yang sudah melihat, mendengar kisah hidupnya. Seperti pesan Ludfi dalam akhir film tersebut.
“Njenengan sudah tenah disana mbah, semua kebaikan Mbah Kemi dan prinsip hidup njenengan patut kami teladani untuk kehidupan yang lebih mulia dan berguna, semoga alam barzakh ini menjadi dunia baru bagi njenengan yang dipenuhi taman surga-Nya Allah swt, Aaminn…”
Bagi Anda yang penasaran ingin menyaksikan filmnya langsung aja klik tautan berikut http://bit.ly/FilmMbahKemi