DRS H SUKMAN HERMAWAN,
Kepala Biro Fullday Daarul Qur’an Indonesia
Membangun kepribadian dan karakter siswa yang baik dan luhur di sekolah, jelas memerlukan kerjasama antara manajemen sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan) dengan pihak orangtua siswa di rumah. Sinergi yang baik dan harmonis kedua belah pihak ini menjadi syarat keberhasilan membangun karakter anak didik yang diinginkan.
Dalam hal ini, harus ada korelasi positif antara yang diajarkan di sekolah dengan pendidikan di rumah. Korelasi tidak saja berupa ketersambungan (chune-in) tapi juga saling melengkapi (complementing), kontinyuitas (keberlanjutan atau istiqomah), dan saling menjaga.
Misalnya, keteladanan yang diajarkan dan dicontohkan para guru juga harus seiring sejalan dengan sikap dan perilaku kedua orangtua di rumah. Sehingga, anak didik menemukan keharmonisan budaya di sekolah dan di rumah. Jika tidak, maka siswa akan mengalami split-personality karena perbedaan nilai ajar di kedua lingkungan terdekatnya.
Inilah kunci agar anak-anak kelak akan menjadi orang-orang yang sholeh dan sholehah serta sukses dalam menjalani hidup mereka.
Perjalan itu tidaklah mudah dan bukan dalam waktu yang pendek, tapi itu sebuah perjalanan panjang dan butuh kesabaran bagi para orang tua.
Kalau kita hitung normal perjalanan pendidikan seorang anak mulai dari pendidikan usia dini 3 tahun, SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, Perguruan Tinggi 4 tahun, maka sudah menghabiskan waktu 19 tahun.
Anak-anak secara berjenjang bertemu dan diajar dari beragam lembaga pendidikan dan oleh puluhan bahkan ratusan guru.
Tapi guru yang tidak berganti selama 19 tahun itu adalah kedua orangtuanya. Maka tidaklah tepat kalau masih ada orangtua yang menganggap bahwa akhlak, karakter, dan kesuksesan anak adalah peran utama para guru dalam mendidik di sekolah. Ingat, guru sifatnya hanya membantu orangtua. Mereka waktunya sangat terbatas dan temporer dalam kurun waktu tertentu.
Simaklah baik-baik nasehat dari guru saya, Ustadz Yusuf Mansur, buat para orangtua dalam mendidik dan mengantarkan anak-anaknya setiap saat. Beliau menyampaikan pesan ini kira-kira lima tahun yang lalu kepada Penulis sebagai berikut:
Berikan hadiah setiap hari untuk suami atau istri dan anak-anak kita dengan membaca Surah Al Fatihah. Niatkan bacaan Fatihah ini untuk anak-anak dan suami atau istri.
Insyaallah, akan Allah jaga hatinya, akan dibimbing pikirannya dan akan dibaguskan akhlak-nya. Ada yang lebih hebat dari itu kata Ustadz Yusuf, yaitu bacaan Fatihahnya kita niatkan untuk “anak-anak kita dan teman-temannya, untuk semua keluarga besar kita, dan semua anak-anak di semua sekolah di seluruh dunia.’’ Subhanallah….
Siapa yang bisa menjaga hati anak kita? Syang bisa menjaga hati istri atau suami kita? Allah SWT Penjaga Hati dan Yang Membolakbalikan Hati siapapun.
Maka dari itu, mulailah dari sekarang kita berikan hadiah do’a buat anak-anak kita dengan membaca surah Al Fatihah setiap hari disamping do’a-do’a yang lain.
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.