Untuk meningkatkan kualitas para santri Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama bekerja sama dengan Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Ulama MUI menggelar Halaqoh Ulama untuk Pendidikan dan Kaderisasi Santri yang digelar pada 18-20 Mei lalu di Hotel Salak Tower, Bogor, Jawa Barat.
Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin serta Perwakilan MUI seluruh Indonesia dan beberapa pesantren serta lembaga dakwah. Daarul Qur’an juga diundang dalam kesempatan tersebut yang dihadiri oleh ustadz Hendy Irawan selaku Kepala Biro Dakwah dan Media.
Dalam pembukaannya Menag mengatakan kualitas suatu masyarakat tergantung pada dua unsur yakni umara dan ulama. Menag mengibaratkan ulama dan umara ibarat dua sayap burung yang harus mengepak bersama untuk bisa terbang mengangkasa.
“Keduanya saling membutuhkan sekaligus menguatkan” ujarnya.
Selain itu Menag juga menyoroti saat ini menurunnya kualitas santri dalam memahami kitab kuning. Harus segera dicari solusi agar santri dapat memahami kitab kuning dengan cepat.
“Generasi muda Islam juga sangat tergantung pada internet. Meski tidak sepenuhnya buruk tetapi ini juga mengubah cara kita beragama dan berislam” ujarnya.
Menag juga menambahkan setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai agama.
Sementara itu Ketua MUI KH Maruf Amin mengingatkan agar kita sebagai umat muslim tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Maka itu untuk membentuk generasi yang kuat adalah dengan membangun pendidikan. Menurutnya kaderisasi harus dilakukan agar dapat menyiapkan ulama-ulama yang juga sekaligus tokoh perubahan di tengah masyarakat.
“Saat ini ulamanya kurang pintar sebaliknya setannya pintar-pintar” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama ustadz Hendy Irawan, mengamini pernyataan Menag, meminta agar generasi muda Islam tidak alergi dengan kitab kuning. Karena di sana penuh banyak ilmu dan pemahaman agama Islam dari ulama-ulama terdahulu.
Maka itu generasi muda islam juga harus mau belajar bahasa Arab yang menjadi pengantar dari kitab kuning dan juga untuk memahami Al-Qur’an dan hadits nabi.