Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an meluncurkan metode membaca Al-Qur’an yang disebut dengan Kaidah Daqu. Metode membaca Al-Qur’an ini nantinya akan menjadi bahan ajar pokok di setiap institusi pendidikan Daarul Qur’an.
Ustadz Ahmad Jamil, Ketua Daarul Qur’an bidang pendidikan, mengatakan latar belakang metode ini adalah agar santri mendapatkan materi pengajaran yang singkat dan praktis hingga anak didik bisa membaca Al-Qur’an dengan baik. Metode ini merupakan metode yang menggabungkan beberapa metode membaca Al-Qur;an yang telah dikenal selama ini.
“Bukan berarti Kaidah Daqu ini adalah yang terbaik. Sebelumnya kita juga banyak belajar dari metode Yanbu’a, Iqro, qiroati, tartili dan Nuroniyah. Namun kita juga berusaha untuk mencari sistem metode belajar Al-Qur’an yang pas dengan kebutuhan santri Daarul Qur’an” ujar ustadz Jamil saat memberikan sambutan dalam acara pengenalan Kaidah Daqu kepada para pengajar Tahfizh Daarul Qur’an di Ketapang, Tangerang, Selasa (11/7).
Metode yang terdiri dari 6 seri ini disusun selama satu tahun oleh tim yang berisi lima assatidz Daarul Qur’an yakni ustadz Muhaimin, ustadz Halimi, ustadz Bisyri, ustadz Musta’in dan ustadz Rosyidun. Kaidah Daqu ini berusaha menggabungkan kelebih dari setiap metode yang ada untuk selanjutnya diberikan sentuhan baru dari pengalaman para pengajar tahfizh di Daarul Qur’an.
Dalam pemaparannya ustadz Muhaimin mengatakan Kaidah Daqu ini memiliki beberapa ciri khas seperti; penyusunan yang sistematis, ditulis dengan khat yang sesuai dengan mushaf Indonesia dan Arab sehinga dengan mempelajari Kaidah Daqu ini para santri sudah dapat membedakan mushaf dengan khat Indonesia dan standar Timur Tengah juga yang menjadi ciri khas adalah pelajaran tajwid yang teoritis dan singkat dengan menonjolkan warna berbeda pada objek yang dipelajari agar santri menjadi fokus.
Ciri khas lainnya dalam Kaidah Daqu juga dilengkapi dengan pembahasan dan contoh contoh goroib al qiroah (bacaan-bacaan asing). Lalu juga dilengkapi warna pada pokok materi yang bertujuan agar santri lebih fokus pada setiap materi baru sehingga lebih mudah dipelajari
“Penyusunan ini membutuhkan perjalanan yang panjang. Terjadi beberapa kali perubahan atau revisi dalam penyusunannya. Harusnya Kaidah Daqu ini menjadi materi ajar bagi santri tahun ajaran 2016/2017 atau tahun lalu” ujar ustadz Muhaimin.
Muhaimin pun menerangkan karena sifatnya yang praktis dan mudah untuk dipahami oleh setiap orang maka Kaidah Daqu ini juga bisa diajarkan oleh masyarakat umum.