Agar Ramadhan Tidak Sekedar Numpang Lewat

0
21

Bulan Ramadhan pernah datang kepada mereka yang benar-benar merindukannya. Mereka yang sejak enam bulan lamanya telah bersiap dipertemukan dengan Ramadhan lewat do’a yang lirih,

“Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah aku agar berhasil menjalani Ramadhan, dan terimalah amalku.”

Ramadhan juga pernah datang kepada Muhammad saw, seorang lelaki penggembala kambing yang kelak beban kenabian berada di pundaknya. Lelaki yang dijamin dari dosa dan kesalahan namun itu tidak membuatnya merasa jumawa saat Ramadhan tiba. Sebaliknya, beliau memperbanyak puasa dan membiasakan ibadah di bulan Sya’ban.

Ramadhan juga pernah hadir kepada generasi yang menjadikan Al-Qur’an sebagai teman istimewa. Seperti Utsman bin Affan yang mengkhatamkan Qur’an setiap hari. Qatadah yang mengkhatamkan Qur’an setiap tiga hari sekali atau Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad yang menghentikan seluruh aktivitasnya pada bulan Ramadhan untuk bermesra dengan Al-Qur’an.

Kini, Ramadhan juga hadir kepada kita dengan membawa keistimewaan yang sama. Tidak ada yang bekurang. Bahkan kita juga sudah tahu banyak kemuliaan Ramadhan. Namun sayangnya aktivitas kita hanya seprti bulan biasa saja. Saat siang dan malam kita tidak ada yang istimewa. Padahal bagi generasi dahulu Ramadhan adalah temat bertemunya dua macam Jihad. jihad di waktu siang dengan berpuasa, dan jihad di waktu malam dengan memperbanyak shalat malam dan tilawah Qur’an.

“Siapa yang mengumpulkan dua jihad ini, serta melakukan keduanya dengan penuh sabar, pahalanya akan diberikan tanpa hisab.” ujar Ibnul Jauzi.

Semoga Ramadhan kali ini kita bisa memasukinya dengan penuh kecintaan, pengharapan dan sekaligus bisa mengisi siang dan malamnya dengan ibadah tidak terhingga. Sehingga kita tidak ketinggalan dan kehilangan keistimewaan Ramadhan.

* sumber foto google