Penutupan MHQN 8: Ketapang Menunggu

0
22

Semarak MHQN ke 8 telah usai. Penutupan MHQN dilaksanakan di panggung utama pada Minggu (3/11). Diiringi dengan nuansa tegang menunggu acara utama yakni pengumuman hadiah, para peserta antusias menyaksikan acara penutupan ini. Kyai Yusuf Mansur yang sebelumnya tidak dapat hadir pada acara pembukaan turut meramaikan acara tersebut untuk memberikan nasihatnya.

Seperti pada pembukaan, acara diawali dengan penampilan qasidah dari santriwati Pesantren Putri Cikarang. Setelah pembacaan tilawah Alquran, Kyai Jamil memberikan sambutan yang pertama. Beliau berharap penyelenggaraan ini akan menjadi bekal untuk para santri semangat belajar dan berprestasi. Dengan adanya acara MHQN ini diharapkan para santri tidak berhenti untuk berinovasi. Namun, dalam sebuah penyelenggaraan bukan berarti tidak ada koreksi. “Salah satunya pengunaan mic nih. Ini minimal 2 jari nih”, ujar Kyai Jamil yang menyampaikan sarannya berkat bekal pengalaman yang tak pelu diragukan lagi. Selain itu beliau juga sedikit menunjukkan kebolehannya bertilawah Alquran. Serraya membacakan potongan ayat Alquran, suara beliau membuat takjub para hadirin, termasuk Kyai Yusuf Mansur.

Setelah takjub dengan apa yang dibawakan oleh kyai Jamil, kini giliran Kyai Yusuf Mansur yang menaikki panggung. Beliau menyampaikan pesan kepada para pemenang dan seluruh hadirin. Dalam kesempatan kali ini beliau membawakan tema sabar. “Kalo ga sabar bukan santri namanya”, ujar beliau. Beliau menyampaikan terkadang ketika kita banyak bertanya justru itulah yang membuat kita malah kurang bersyukur. “Bersabarnya minta ke Allah aja”, ujar beliau. Seperti biasa, Kyai Yusuf selalu memberikan motivasinya ketika ceramah. Kali ini santri dimotivasi untuk bersabar karena dengan sabarnya kita masalah kecil mampu mengangkat kita menjadi seorang pemimpin. Sabar adalah sebuah pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak berjiwa pemimpin. Sebelum menutup sambutannya, beliau berpesan, “sabar itulah yang mengangkat derajat. Yang akan mendatangkan berjuta kebaikan”, ujar beliau diikuti oleh seluruh hadirin, frasa per frasa.

Acara yang ditunggu tunggu pun tiba. Seluruh peserta menegang melihat mc bersiap membacaka para pemenang 25 cabang lomba. Ada yang bersemangat dengan yel-yel, merenung seraya berdoa, hingga pekikan takbir bergemuruh memeriahkan suasana. Kyai Yusuf Mansur ikut naik ke panggung untuk memberikan hadiah bagi para pemenang. Raut wajah sumringah beliau terpancar ketika melihat pemenang karya inovatif mendemokan hasil karyanya. Karena dengan begitu menunjukkan bahwa santri bukan hanya lihai dalam bertilawah Alquran dan berceramah namun juga cerdas pada koridor sains.

Dominasi kembali ditunjukkan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang. Mereka mampu menyabet gelar juara umum. Raut kebahagiaan bersemai di wajah mereka. Selain itu diumumkan pula tuan rumah acara MHQN selanjutnya. Sang juara umum, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang kembali ditunjuk menjadi tuan rumah. Sungguh, menjadi hari yang istimewa karena keluarga besar Daarul Qur’an di hari itu bersatu untuk menyambung sillaturrahmi.