Impian yang Hampir Tak Terpikirkan

0
44

Kamis, 30 Juli 2020 bertepatan Hari Arafah menjadi hari yang diimpikan salah satu santriwati Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Malang, Sela Alfina Najaeta. Ia menyelesaikan setoran terakhirnya yang disimak para santri dan asatidz. Termasuk Ustadz Ahmad Jamil selaku pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan.


Menyaksikan perjalanan Sela merupakan sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sampai ia bisa ada di titik ini. Masuk pesantren tanpa membawa hafalan sama sekali dan banyak rintangan yang ia hadapi.

Sela dari awal mengatakan kalau ia tidak menargetkan menyelesaikan setorannya selama satu tahun. 15 juz menurutnya sudah cukup. Perjuangannya dari membetulkan bacaan, sampai harus pindah-pindah halaqah, ditambah adanya Covid-19 membuat hampir tak terpikir olehnya untuk menyelesaikan hafalan. Kalau ditanya semangat, jelas Sela mengalami pasang surut dalam menjalaninya.

Momen haru kemarin dirasakan ketika surat demi surat dibacakan. Walau tidak dihadiri orangtuanya yang hanya bisa menyaksikan secara online, masih tak menyembunyikan rasa senang campur haru yang ia rasa pada setiap orang yang menyaksikan. Sela membuat banyak orang sadar kalau usaha tidak mengkhianati hasil. Pengorbanannya, dari waktu hingga tenaga, menghasilkan sesuatu yang dia impikan.

Sela mengatakan. “Ke sini tuh masih dari nol, ga bawa hafalan sama sekali, ga berani nargetin selesai juga. Makanya waktu mau khatam juga masih ga percaya, ngerasa ini ga beneran aja. Tapi pas akhirnya baca untuk setoran terakhir inget lagi banyak ayat istimewa yang ditemui, inget juga bawa mimpi orangtua kesini. Mau ga nangis, ya ga bisa. Ini tuh masih kayak mimpi.”

Bagi Sela, ini momen paling istimewa di hidupnya. Momen seumur hidup sekali. Karena itu, siapapun kalau punya impian, ga perlu takut untuk meraihnya. Semua pengorbanan, kalau itu baik, pasti berbuah manis.

Diceritakan oleh: Fauziah Ilma R, Santri Pesantren Tahfizh Daqu Malang Angkatan 2