Ayatin mendaftar ke Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran awalnya karena sang ayah sering melihat Pembina PPPA Daarul Quran, Yusuf Mansur di TV. Tertarik dengan cara Yusuf Mansur berda’wah, Ayatin pun lantas didaftakan ke Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran. Siapa sangka, suasana pondok pesantren yang kondusif, membuat Ayatin betah dan ingin melanjutkan sampai SMA.
“Sehari, target hafalan saya 1,5 halaman. Cara menghafal quran saya sama seperti yang lain, mula-mula dibaca lalu mulai dihafal pelan-pelan,†kata Ayatin.
Agar hafalan Quran tidak cepat hilang, Ayatin mempunyai cara khusus, yakni sering di-muroja’ah dan menjaga kebersihan hati. Sebab hati yang kotor, bisa melunturkan hafalan Quran.
“Sama teman jangan suka iri dan enggak boleh dendam. Kalau ada teman yang nyebelin, enggak usah ditanggapi,†kata Ayatin.
Selain jago menghafal Quran, Ayatin juga dikenal pandai dalam mata pelajaran bahasa Inggris dan matematika. Bersama teman-temannya yang lain, Ayatin pun rutin melakukan puasa Nabi Daud dan salat tahajud.
“Saya ingin hafal sampai 30 juz supaya bisa mengajak orang tua saya masuk surga sama-sama,†katanya.
Sebulan sekali, orang tua Ayatin rutin menjenguk anak tunggalnya. Ayatin yang pemalu, bercita-cita ingin menjadi professor yang hafal Quran.(suci)
Â