Anak adalah anugrah, anak adalah titipan yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka yang kemudian disebut sebagai orang tua. Anak adalah amanah bagi orang tua agar bisa mendidik mereka menjadi insan berguna yang shalih dan shalihah.
Namun seperti kata pepatah ‘buah jatuh tak jauh dari pohonnya’. Bahwa tak mungkin ada seorang anak shalih ataupun shalihah jika keluarganya juga tak shalih. Dengan kata lain, tidak akan ada anak-anak yang shalih dan shalihah tanpa didikan dari orang tua yang shalih juga. Karena membentuk keshalihan anak bukan sekedar tugas sekolah, melainkan ada peran keluarga dan orang tua di dalamnya.
Maka demi mewujudkan anak-anak yang shalih dan shalihah, para guru dari TK-SD Fullday Daqu School menghelat seminar parenting pada Ahad (4/11/2018). Kegiatan seminar yang diselenggarakan di Hotel Allium, Tangerang dan diisi oleh Abah Ihsan sebagai pemateri ini mewacanakan cara baru dan unik dalam mendidik anak yang kelak berdampak positif bagi anak di kemudian hari.
Abah Ihsan dalam kesempatan kali ini menyebutkan betapa pentingnya peran orang tua sebagai role model anak. Menurutnya, jangan menyalahkan anak jika mereka pemarah, karena anak mencontoh orang tua yang mungkin suka marah-marah. Atau, jangan menyalahkan anak jika mereka tak mau shalat, karena mungkin mereka juga menyontoh orang tua mereka yang juga tak pernah shalat. “Apalagi kemudian orang tua malah mulai menyalahkan lingkungan sekolah dan kawan bermain anaknya. Harusnya orang tua melakukan introspeksi diri dan lingkungan sekitar mereka terlebih dahulu,” kata Abah Ihsan.
Abah Ihsan juga selalu mengingatkan para wali murid agar tak memarahi anak dan memaki mereka secara fisik. Hal ini menurutnya bisa berdampak kepada sifat mereka di kemudian hari.
Lalu apa yang dibutuhkan oleh anak dan orang tua agar bisa terkoneksi keinginannya satu sama lain? Menurut Abah Ihsan adalah dengan menciptakan quality time antara anak dan orang tua. Quality time ini dibutuhkan sebuah keluarga agar anak-anak bisa lebih akrab dan lebih mengenal dekat sosok orang tua mereka masing-masing.
Ia juga berpesan, dalam melaksanakan quality time, diharapkan orang tua bisa benar-benar fokus dan mengesampingkan hal-hal yang bisa merusak suasana. Misalnya dengan menjauhkan gawai untuk sementara waktu agar perhatian orang tua ke anak tak terdistraksi.
“Hubungan yang dekat dengan anak itu bukan berarti juga harus di rumah setiap hari, tapi tak berkomunikasi satu sama lain. Karena banyak orang tua atau ibu yang selalu ada di rumah bersama anaknya, namun semua sibuk sama gadget sendiri. Jauhkan sebentar itu HP, mainlah sama anak. Beberapa jam dalam sehari saja sudah bagus,” ujarnya.
Oleh : Gasendo