Asyiknya MOS di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an

0
303
Bagi kebanyakan orang mendengar kata masa orientasi siswa (MOS) identik dengan perpeloncoan. MOS identik dengan militerisme dimana hukuman fisik sangat kental. Maka itu banyak siswa yang diawal masuk sekolah akan dengan enggan mengikuti masa MOS ini. 
Namun tidak begitu dengan MOS di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an. Disini selain dikenalkan dengan lingkungan sekolah para siswa baru juga diajak untuk menggali dan membentuk karakter dirinya. Lewat sejumlah acara dan games para santri diajak untuk mengenal dan mempersiapkan diri untuk hidup dilingkungan pesantren. 
“Masa orientasi santri dilaksanakan dalam rangka memberikan gambaran santri baru supaya mereka tidak kaget dan terkejut akan kehidupan di pesantren” ujar M. Abdurrahman S.Pd.I selaku ketua masa orientasi santri (MOS) Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an. 
Ustadz Abdurrahman juga menjelaskan selain mengenalkan dengan lingkungan pesantren para santri juga diajarkan agar mereka mengerti mengapa harus melaksanakan kegiatan tersebut. sehingga tidak hanya mereka mengerti secara fisik dalam arti pelaksanaannya tapi juga mengerti secara filosofi. 
“Misalnya kita ambil contoh kenapa santri dalam day activity-nya harus selalu melaksanakan shalat dhuha. Maka kita kenalkan fungsi dan pentingnya shalat dhuha bagi seorang muslim. Kita kasih tahu rahasia-rahasia yang ada dibalik ibadah shalat dhuha. Ini dilakukan untuk memotivasi mereka bahwa shalat dhuha itu merupakan salah satu kunci untuk menapaki hidup mereka. Sehingga ketika mereka telah lepas dari kehidupan pesantren mereka akan terus melaksanakan ibadah tersebut.” jelas Ustadz Abdurrahman. 
Selain itu juga dijelaskan berbedanya masa orientasi yang dilakukan di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an dengan diluar. Menurutnya sangat berbeda sekali karena MOS yang berada di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an adalah dalam rangka membentuk Santri yang berwawasan Internasional sekaligus Qur’ani. 
“Oleh karena itu setiap kegiatan yang ada di MOS harus dilandasi nilai-nilai spiritual artinya hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mengenal Allah swt. Sehingga kegiatan pesantren yang memakan banyak energi yang luarbiasa itu akan tidak terasa berat jika dilaksanakan dengan dasar mendekatkan diri pada Allah swt secara tidak langsung karakter anak terbentuk. Dengan begitu maka nilai atau semangat jihad santri terbentuk” jelasnya. 
Yang asyiknya para santri dalam kegiatan MOS ini tidak mendapatkan sangsi atau hukuman bila mereka melakukan kesalahan atau terlambat datang. Hal ini disadari karena santri butuh adaptasi dengan lingkungan pesantren. Santri dikenalkan dengan lingkungan pesantren melalui lisan dan juga audio visual. 
Selain untuk mengenalkan lingkungan pesantren MOS juga dilakukan untuk memunculkan kepribadian dan karakter santri. Mereka diajarkan bahwa dalam menuju kesuksesan itu dibutuhkan sifat disiplin. 
“Maka lewat MOS ini kita tanamkan sifat disiplin bagi para santri agar kelak jika keluar dari pesantren mereka benar-benar menjadi pribadi yang berkarakter” tambahnya. 
Selain kepada santri pada MOS kemaren juga diberikan pembekalan bagi para orang tua untuk mendukung anaknya dalam saat menempuh pendidikan di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an. Utamanya adalah untuk membuat sang anak betah dan kerasan selama menempuh studi di pondok. Orang tua kita minta untuk tidak terlalu sering menelpon anak dan dalam 3 bulan pertama untuk tidak menemui anaknya.  
Makin Kerasan
“Awalnya saya menyangka akan ada pelonco kayak disekolah-sekolah lain tapi ternyata tidak” tutur Aghil Syarif (13) santri baru asal kota Palembang. “Ini secara gak langsung membuat saya semakin betah dan kerasan” 
“Senang rasanya, rasa kebersamaan dan kekeluargaan dibangun saat MOS kemaren. Insya Allah ini akan semakin menambah semangat saya dalam belajar dan menghafal Al-Qur’an” ujar santri yang memiliki target bisa menghafal 30 Juz ini. 
Hal serupa diamini oleh Putra Pratama (12), “Senang aja dengan suasana MOS kemarin. Saya jadi memahami kehidupan di pesantren dan semakin menyukainya” ujarnya.