Pendidikan bukan hanya bicara soal bagaimana cara menghitung satu di tambah satu hasilkan angka dua, pendidikan tidak hanya sekedar mengenalkan huruf alpabet dari huruf ‘a’ sampai huruf ‘z’, pendidikan kini mesti disandingkan dengan bagaimana untuk menjadikan generasi-generasi yang unggul, lengkap dari segi IQ (Intelegence Quotient) kecerdasan menganalisa, EQ (emotional Quotient) kecerdasan emosi, juga SQ (Spiritual Quotient) kecerdasan rohani.
Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an dalam sistem pendidikannya memadukan ke-tiga elemen kecerdasan IQ, EQ, dan SQ dengan tambahan pendidikan karakter dan juga tahfizh Qur’an.
Membangun karakter merupakan salah satu misi Pesantren Daqu di seluruh bidang kependidikan mulai dari TK (taman kanak-kanak) hingga jenjang Universitas.
Dengan misi tersebut Pesantren Daqu mengadakan Workshop untuk seluruh tenaga kependidikan dengan tema “membangun karakter unggul dan keterampilan pengajar” yang dilaksanakan di gedung Al Ikhlas lantai 5 Pesantren Daqu, Ketapang, (8/1/2018).
Workshop kali ini merupakan salah satu dari rangkaian agenda yang bertujuan untuk pengembangan sumber daya bidang kependidikan di Pesantren Daqu. Desember 2017 lalu workshop ini telah dilaksanakan untuk tenaga pendidik Pesantren dan kini kembali di gelar untuk unit Fullday School.
Tim SDM Daqu menghadirkan Bunda Sani B. Hermawan, sebagai narasumber. Beliau merupakan Psikolog yang kini juga menjabat sebagai direktur di lembaga psikologi Daya Insani. Membahas permasalahan karakter Bunda Sani memberikan berbagai macam studi kasus dan pengalaman-pengalamannya dalam dunia psikologi.
“Kita sebagai pengajar tidak hanya membenahi murid. Namun, yang utama ialah memperbaiki diri sendiri. Karena pengajar merupakan role model bagi murid-muridnya.” Ujar Bunda Sani.
Beliau memberikan filosofi 5 jari tangan dalam membangun karakter, dengan 5 jari tersebut dapat dijadikan contoh untuk penerapan karakter dalam diri khususnya para tenaga kependidikan:
1. jari jempol : menjadi karakter yang dapat dijadikan role model bagi orang lain
2. jari telunjuk : menjadi karakter yang dapat mengarahkan dan membimbing peserta didik
3. jari tengah : menjadi karakter yang dapat melindungi orang-orang yang lemah
4. jari manis : menjadi karakter yang memiliki komitmen
5. jari kelingking : menjadi karakter yang dapat mengkaderisasi generasi-generasi yang baik.
Hingga dengan keseluruhan jari tersebut ketika menjadi kepalan tangan maka mencerminkan karakter yang kuat dan tangguh.