Riuh nian Kampung Qur’an di penghujung Juni 2012. Rupanya, panen raya kader santri penghafal Qur’an tengah berlangsung di sana. Tak kurang dari 600 santri tingkat SD, SMP, dan SMA I’Daad, diwisuda.
Program I’daad adalah akselerasi program tahfidz Qur’an untuk mempercepat pembibitan kader Penghafal Qur’an. Melalui program ini, sebagian besar waktu santri digunakan untuk menghafal-muraja’ah-menghafal, sampai memenuhi target juz hafalan yang ditentukan.
Wisuda dihadiri Ustadz Yusuf Mansur beserta Hj Siti Maemunah Mansur, didampingi Ketua Yayasan Daarul Qur’an Indonesia Ahmad Jameel MA dan General Manager Pendidikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Ustadz Abdoel Rochimi MA. Hadir pula seluruh pimpinan manajemen dan kepala unit pendidikan Daarul Qur’an.
Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB, diawali dengan sholat dhuha. Rangkaian acara demi acara sambung-menyambung hingga berakhir tengah malam jelang awal Juli.
Ustadz Yusuf Mansur dalam taushiyah-nya antara lain menuturkan pengalaman hidupnya melintasi lorong-lorong waktu, baik dalam terang cahaya, temaram, maupun gelap. Hal ini agar dipetik sebagai pelajaran bagi semuanya.
‘’Penjara pun saya sudah pernah merasakan,’’ ungkap Ustadz Yusuf. ‘’Untuk buang air saja sulit; Tidur dan kegiatan lain setiap hari dijalani di satu tempat, tentunya jenuh, bete,” katanya.
Ia juga pernah tinggal di rumah yang sangat sederhana. ‘’Sholat di rumah kebocoran, dan terkadang shalat di atas tanah,” tutur Ustadz Yusuf yang membuat hadirin terpaku dalam ketermenungan. Beliau kemudian menemani kesulitan hidup dengan sholat malam, dhuha dan al-qur’an, Alhamdulillah kini pendekatan dan kesulitan hidup hanya tinggal kenangan, Allah Swt angkat derajat Ustadz Yusuf sebab cinta qur’an, cinta sholat malam, dhuha dan sedekah.
‘’Makanya, kalian harus bersyukur, sekarang tinggal nyantri dalam kondisi yang jauh lebih baik,’’ wasiat beliau pada para santri.
Selepas sholat isya, giliran para santri unjuk ketrampilan. Mereka secara bergiliran menampilkan aksi seperti hadroh, marawis, nasyid, campursari, pantun, sulap, drama, hingga pantomim. Malam di Kampung Qur’an pun beringsut dengan seru dan heboh.
Paginya, Ahad, 01 Juli 2012, giliran Pesantren Tahfidz Daqu Cikarang yang panen santri I’daad. Tak kurang dari 93 santriwati diwisuda di Kampus Pesantren Tahfidz yang terletak di Kampung Sukun, Perum Ciantara, Cikarang, Jawa Barat.
Prosesi wisuda dimulai pagi hari dengan gladi resik yang dihadiri GM Pendidikan Abdoel Rochimi MA, didampingi segenap pimpinan dan staf
Pesantren Tahfdiz Daqu Putri Cikarang.
Selanjutnya, para santri tampil dalam bazaar, pentas, dan perlombaan seperti Musabaqoh Hifdzul Qur’an, Cerdas Cermat Qur’an, pidato, senam aerobic, penyiar radio, happy with noodle, shooping and cooking, beauty class, fashion and design, miss mentoring, dan hias koridor serta lemari santri.
Semua kemeriahan itu dari santri, oleh, dan untuk santri.
Malamnya, Ustadz Yusuf Mansur hadir di Cikarang beserta Hj Siti Maemunah Mansur untuk menyaksikan wisuda santri. Kedatangan mereka semakin spesial, karena disertai pula oleh ibu kandung Ustadz Yusuf yaitu Hj Humrif’ah binti Firdaus.
Selain segenap civitas academica dan orangtua wali santri, wisuda pun dihadiri oleh aparat pemerintah setempat, juga Prof KH Amin Syukur, dosen IAIN Walisongo Semarang yang menulis buku “Terapi Sehat dengan Tahjjud”.
Dalam amanatnya, Ustadz Yusuf Mansur berpesan agar santri harus membiasakan berdoa dalam menempuh pendidikan agar bisa meraih prestasiterbaik. ‘’Jadilah penguasa atau pengusaha yang baik, yang menggunakan kekuasaan dan hartanya sebagai senjata untuk kebaikan,’’ tutur Ustadz Yusuf.
Selanjutnya Ustadz Yusuf Mansur mengibaratkan wisuda dengan penyematan mahkota kepada para santri penghafal Qur’an. ‘’Kelak, giliran Bapak-Ibu sekalian yang akan disemati kunci surga oleh anak-anak ini,’’ ucap Ustadz Yusuf dengan nada haru hingga meneteskan airmata.
“Ketika kelak kita ada yang dijebloskan ke neraka untuk disiksa, maka cambuk neraka akan dihentikan oleh hafalan Qur’an anak kita. Masya Allah, Al Qur’an memang for all.’’
Acara berakhir di penghujung malam, ditutup dengan panjatan do’a dan salim-salaman. (UR)