Daqu Show, Ajang Kreasi Santri Daqu Jawa Tengah

0
91

Siapa bilang santri hanya mengaji. Lebih dari itu di pondok pesantren santri juga belajar mengenal kebudayaan baik dalam negeri maupun luar negeri. Itu ditunjukkan oleh santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Jawa Tengah dalam ajang Daqu Show yang digelar di halaman pesantren yang berlokasi di Desa Keji, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, pada Sabtu, 8 November 2025.

Daqu Show merupakan ajang pentas seni santri yang digelar setiap tahun. Seperti biasa tahun ini para santri menampilkan kreasi dari berbagai macam seni seperti tari, drama, parodi, olah fisik dan lainnya. Spesialnya tahun ini para siswi SMP Fullday, angkatan pertama, ikut tampil memeriahkan acara.

Acara dibuka dengan penampilan tim hadroh yang membawakan beberapa syair, lalu dilanjutkan sambutan yang diawali oleh Ustaz Muchlis, perwakilan dari Daqu Pusat, dan dilanjutkan oleh Pengasuh pondok Ustaz Asnal Maarif. Bagi Ustaz Asnal ini merupakan pertama kalinya ia membuka kegiatan sebagai pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Jawa Tengah.

“Saya tidak akan banyak berkata malam ini. Karena ini bukanlah panggung saya melainkan panggung dari anak-anak kita. Di sela kesibukannya belajar sekaligus menghafal Alqur’an anak-anak tetao bisa melihat apa yang ramai di luar dan menampilkannya kembali sesuai dengan tafsiran mereka” ujar ustaz Asnal.

Selanjutnya 3 santri tampil memukau sebagai pembaca acara memadukan Bahasa Inggris, Arab dan Indonesia. Setelah itu acara bergulir dengan penampilan tari daerah Cak Culay Nabuy Nabuy dari Lampung dan Tari Butta Kalassukangku dari Makassar yang dibawakan oleh santri Fullday Daarul Qur’an.

Oiya sebelumnya, 2 santri kelas 7 membuka acara dengan pembacaan Qur’an surah Adh dhuha. Yang mengundang decak tawa adalah saat para santri memparodikan penampilan orkes melayu Soneta, pimpinan Rhoma Irama, dengan nama Sonekad. Kumpulan santri ini bergaya khas diiringi lagu ‘judi’.

Belum hilang gelak tawa hadirin, sekumpulan santri bergoyang diiringi lagu Koi Mil Geya. Gerakan badan yang lucu kembali mengundang gelak tawa. Lagi-lagi para santri menunjukkan kehidupan pesantren itu bukan kehidupan yang kaku dan stagnan.

Setelah itu emosi penonton dimainkan dalam pertunjukan drama yang berkisah seorang anak ditinggalkan ibunya yang di ujung hidupnya berpesan agar putranya bisa menjadi penghafal Al-Qur’an. Perjuangan sang anak menahan godaan kawan-kawan untuk menunaikan amanah sang bunda membuat banyak hadirin terdiam hening.

Setelah tertawa, dramatis, hadirin ditingkatkan adrenalinnya dengan penampilan pesilat Daarul Qur’an Jawa Tengah. Beragam jurus ditampilkan juga yang tidak kalah menegangkan saat para santri cilik ini berusaha memecahkan kayu, hebel dan es balok dengan tubuh mereka.

Seperti tahun-tahun sebelumnya acara ditutup dengan koor dari santri kelas 9 yang sudah berganti pakaian memakai kemeja terbaik mereka. Ini semacam pra pelepasan jelang kelulusan mereka. Setelah itu acara ditutup dengan foto bersama dan penilaian yang langsung dibawakan oleh uztas Asnal.

“Saya memberikan cum laude atas penampilan kalian. Dengan hanya persiapan 2 pekan kalian bisa menampilkan kreasi yang tidak saja membuat saya bangga, tapi juga ayah dan bunda kalian yang hadir di sini. Selamat dan terus berkarya di even-even selanjutnya” ujar ustaz Asnal