Keberkahan menyelimuti santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an di bulan Ramadhan ini. Setelah sebelumnya beberapa santri dinyatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN, kali ini giliran 8 orang santri dinyatakan lolos ujian masuk Universitas Islam Madinah di Arab Saudi. Mereka adalah Firmansyah Abdul Karim, Muhammad Aufi Ishmaturrohman, Muhammad Sabtu Nyelo, Muhammad Rahmaneni Prikhtiarullah, Mohammad Himat Ramadhan, Muhammad Fahmi Ramadhan, serta Muhammad Khikman Faqih.
Perjuangan mereka bukan hanya melewati berbagai ujian masuk, namun juga ujian kesabaran. Mengingat, mereka harus menunggu lebih dari 3 tahun untuk memperoleh kabar bahagia ini.
Ustadz Agung Fauzi, Kepala Bidang HRD Ekspatriat Biro Luar Negeri, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, sebagai pembimbing para santri yang ingin kuliah di Timur Tengah mengatakan, pada dasarnya mahasiswa yang mendaftar, jika diterima, akan langsung terbang ke Arab Saudi di tahun berikutnya. Namun, proses ini memakan waktu karena beberapa faktor serta kebijakan kampus.
“Sangat senang sekali karena menunggu sekian tahun, 3 tahun lebih, kita usahakan dari awal sampai akhir, bimbing dan arahkan. Ngarahin untuk sabarnya itu, karena gak mudah anak-anak itu. Ujiannya sebetulnya bukan di ujian tukisan, lisan, tapi ujian kesabaran,” tuturnya meceritakan perjuangan para santri dalam meraih impian tersebut.
“Ujian lisan, tulisan, itu cuma 5-10 menit selesai, tapia ada ujian yang luar biasa, salah satunya ujian kesabaran. Itu mereka kalau bukan karena di sabar, akan ditinggal itu kesempatan berangkat ke Madinah,” lanjutnya mengapresiasi apa yang telah para santri lewati.
Ustad Agung juga menjelaskan, nantinya para santri akan melewati berbagai ujian lain, termasuk ujian peminatan, serta ujian bahasa selama 2 tahun. “Tapi, kalau setahun (ujian bahasa) sudah bagus bisa langusng naik,” terangnya.
Selanjutnya para santri diminta untuk melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan, seperti visa, Surat Keterangan Catatan Kriminal atau SKCK, dan lain sebagainya. Jika sesuai rencana, mereka akan berangkat di tahun ini, menunggu kebijakan dari pemerintah kedua negara.
Berkah Orang-Orang yang Dipilih Allah
Kedelapan santri tersebut mengikuti jejak para pendahulunya sebagai santri Pesantren Daqu yang mampu menembus Universitas Islam Madinah. Hingga saat ini, alumni yang menempuh studi di sana berjumlah 20 orang.
Di sana mereka akan difasilitasi oleh kampus tempat tinggal, uang tunjangan setara 4 juta rupiah, serta subsidi makan. Tentu ini jadi berkah dan keuntungan buat para santri tersebut. Ustadz Agung pun menyebutkan, keberkahan in tak terlepas dari letak kampus yang berada di salah satu Kota Suci Umat Muslim, yakni Madinah.
“Yang berangkat menuntut ilmu di tempatnya Allah itu bukan orang-orang sembarangan. Itu adalah orang-orang yang dipanggil sama Allah. Ini udah bukan masalah nilai saja,” tutur Ustadz Agung.
“Selalu saya kasih nasihat sama mereka, orang sepintar apapun kalau gak Allah ijinkan gak akan bisa belajar di sana. Karena Madinah itu kan termasuk kota yang disucikan. Bahkan di dalam haditsnya kalau orang yang meninggal di sana maka Rasulullah SAW akan menjadi tameng untuk memberikan syafaat,” tambahnya, sekaligus jadi motivasi untuk mereka serta para santri lainnya.
Selain di Madinah, alumni Pesantren Daqu juga telah tersebar ke berbagai negara di penjuru dunia. Hal ini juga jadi wujud realisasi Dream Daqu 5 Benua. Maka dari itu, harapannya, ke delapan santri kelak mampu menjadi kader unggulan Daarul Qur’an.
“Harapan mereka bisa menjadi cikal bakal pemimpin, khususnya buat Daarul Qur’an, umumnya buat umat Muslim. Mereka juga diproyeksikan bisa memimpin Daarul Qur’an,” jelas Ustadz Agung.
Foto: saudinesia.com // moslemtoday.com