Di Balik Makna Hari Santri Nasional

0
288

Kamis pagi, 22 oktober 2020, santriwati telah rapi duduk di barisan. Hari itu, Pesantren Tahfizh Daarul Quran Putri Cikarang turut memperingati salah satu hari besar bagi seluruh santri di Indonesia, yakni Hari Santri Nasional.

Diawali dengan zikir pagi bersama dengan konsep yang berbeda dari biasanya. Kalau biasanya dilaksanakan di dalam aula, hari itu zikir pagi digelar di Jalan Nusantara. Seluruh asatidz, asatidzah, Sumber Daya Insani (SDI) dan santriwati hadir dalam acara ini.

Setelahnya seluruh peserta menyantap sarapan di Jalan Nusantara. Ini berbeda dari biasanya yang bertujuan menumbuhkan makna kebersamaan di hari sakral ini.

Upacara pengibaran sang saka merah putih juga tak boleh terlewat dalam peringatan ini. Namun, yang unik dibanding tahun-tahun sebelumnya adalah seragam yang para peserta kenakan. Setelan koko dan sarung serta gamis begitu menonjolkan identitas peserta sebagai santri. Upacara dipimpin oleh Novri Syafitri, santriwati kelas 12, sedangkan inspektur upacara diemban ustadz Abdurrahman.

Dalam amanatnya, Ustadz Abdurrahman mengisahkan perjuangan KH Hasjim Asy’ari kala menyerukan perang terhadap tantara sekutu yang masih menguasai sebagian wilayah Indonesia di tanggal 22 Oktober 1945. “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu ‘ain atau wajib bagi setiap orang,” ujarnya menirukan seruan itu.

“Kita harus bangga sebagai santri. Kita harus bisa menjadi santri yang membanggakan negeri ini. Hari ini kita santri, besok kita santri dan sampai kapanpun kita tetaplah santri,” jelas ustadz Abdurrahman yang membakar semangat para peserta upacara.

Acara dilanjut sore hari dengan berbagai macam perlombaan, diantaranya lomba nasyid, menghias kamar dan masih banyak lagi. Keesokan harinya, Jumat (23/10/2020) kemeriahan acara ditutup dengan pembagian hadiah perlombaan.