Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren berkesampatan mengunjungi Pesantren Tahfzh Daarul Qur’an Tangerang, Kamis (11/2). Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag selaku direktur yang langsung menemui pimpinan pesantren dan para santri.
Dr. Waryono diajak untuk mengelilingi pesantren disampingi oleh Kyai Ahmad Jamil selaku Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan. Ia berekeliling pesantren, mulai dari melihat fasilitas santri SMP dan SMA, serta beranjak kegedung Adh-Dhuha untuk meninjau Shigor Putra. Setelahnya, ia juga menyempatkan berziarah ke makam Syekh Ali Jaber dan Ustadz Maaher.
Kedatangan beliau tak disia-siakan oleh para santri untuk mengorek ilmu sebanyak-banyaknya. Setelah puas berkeliling, Dr. Waryono pun menuju masjid An-Nabawi untuk sharing ilmu bersama para santri tersebut.
Wejangannya dibuka dengan bercerita bagaimana pengalamannya mondok di peantren. Setelah melihat asrama para santri Shigor Putra, beliau pun berujar bahwa para santri harus bersyukur sebab masih mendapat fasilitas yang memadai. Hal ini, ujarnya, juga salah satu fokus Kemenag dalam melayani pesantren-pesantren di Indonesia terkait memastikan kelayakan fasilitas yang ada di pesantren.
Namun, yang lebih penting adalah apa yang didapat santri selama di pesantren. “Di pesantren diajarkan bukan hanya membaca Al-Qur’an tapi juga bagaimana hidup ke depannya itu dipersiapkan. Oleh karena itu saya mendorong dan mengingatkan agar tidak berkeluh kesah, bahwa di pondok ada kurang-kurang itu biasa,” kata beliau.
Pesantren Daqu yang fokus pada program hafalan Qur’an, menurutnya, juga jadi keunggulan tersendiri. Karena kelak jika para santri mau memahami isi Al-Qur’an, Allah akan mengganjarnya dengan gelar khoirunnas atau manusia terbaik. Yakni bukan hanya menghafal Al-Qur’an namun juga mengamalkan isinya, sehingga ia jadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat.
Semua itu, akan lebih mudah didapat ketika para santri ikhlas mondok di pesantren. “Jangan berkecil hati jikalau di dunia ini tulisan anda, stempel anda tidak ada. Nanti di Yaumul Hisab, kalau amal dilaksanakan dengan ikhlas, maka itu tidak ada catatan yang terlupakan,” terangnya.
Pengalamannya dalam memimpin organisasi yang membawahi ratusan pesantren dengan ribuan santri di Indonesia juga jadi ladang ilmu yang tak ternilai, khususnya untuk Pesantren Daqu. Kini, organisasi di bawah Kemenag yang ia pimpin pun berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi pesantren, utamanya di saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
“Kami mempunyai komitmen untuk membantu membendung laju Covid-19 dengan ikhtiar salah satunya dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada dan menambah alat deteksi untuk memastikan santri sehat,” jelasnya yang disambut riuh tepukan tangan para hadirin.