Demikian disampaikan oleh ustadz Adian Husaini dihadapan 70 dai Daarul Qur’an yang mengikuti kegiatan Dai Camp di Hotel Siti Tangerang, Kamis (21/4).
Ia menjelaskan dengan belajar sejarah kita akan mengetahui mengapa masyarakat barat menolak keras paham agama. Hal ini terjadi karena dulu gereja terlalu menghegemoni dan menjadi perwakilan tuhan yang kemudian mereka semakin tidak terkontrol.
“Jadi mereka trauma dengan kekuasaan mutlak gereja dan mereka melakukan penentangan. Sayangnya ini pula yang coba disuntikkan dalam agama Islam, meski dalam sejarah kita tidak ada trauma pada sistem pemerintahan Islam” ujarnya.
Lalu seorang dai juga harus menguatamakan adab dan etika selain keilmuan tentunya. Ulama manapun akan menekankan pentingnya adab sebagai pondasi orang berilmu.
Ia juga menyampaikan rasa prihatinnya akan dunia pendidikan Indonesia yang lebih dekat dengan paham materialistik. Anak-anak sekolah kini begitu hedon sementara itu adab dan etika mulai tergerus sedikit demi sedikit.
“Pemerintah baru saja menunjuk seorang artis sebagai duta pancasila yang sebelumnya melakukan kesalahan saat membaca teks pancasila” ujar Adian heran.