Kampus Berbasis Penghafal Quran

0
278

“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu” (QS. Al Kahfi : 27)

Orang yang berpegang teguh pada Al Qur’an, sebagai pegangan dan filsafat hidup, maka orang itu kuat, tidak gampang menyerah, tegas dalam menentukan sikap, dan tidak mudah terbawa oleh ketidakpastian situasi. Semua itu tercermin dalam perilakunya ketika menyelesaikan persoalan hidup.

Rasulullah SAW mendorong umatnya agar menghafal Al Qur’an supaya hati tidak kosong.  Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas mengatakan :

“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh” (HR. Tirmidzi) Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (HR. Tirmidzi).

Berkaca pada hadis-hadis tersebut, Ketua STMIK Antara Bangsa, Rochimi, menjelaskan sampai kapan pun Quran merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini lah yang lantas mendorong Yayasan PPPA Daarul Quran mendirikan Sekolah Tinggi Managemen Informatika Komputer Antar Bangsa, yakni sekolah IT yang berbasis pada Al Quran. Yang membedakan STMIK Antar Bangsa dengan sekolah lain, disini syarat utama untuk mendaftar menjadi mahasiswa setidaknya sudah hafal 5 juz. Targetnya, ketika mahasiswa lulus, sudah menghafal 30 juz sehingga tujuan STMIK Antar Bangsa mencetak sarjana IT yang hafal Quran betul-betul terwujud.

“Kami memilih mendirikan sekolah IT karena tenaga IT itu mahal,” kata Rochimi. STMIK Antar Bangsa, baru berusia 3 tahun dan memiliki dua jurusan, yakni sistem informasi dan sistem informatika. Rochimi menegaskan, akan menahan ijazah kelulusan mahasiswa yang belum menghafal 30 juz seperti yang ditargetkan kampus.

“Semua ilmu itu sumbernya dari Quran dan hadis, termasuk ilmu dagang dan ekonomi, makanya kami cukup tegas menerapkan aturan menghafal quran dan tidak heran bila hampir sebagian besar mahasiswa kami memang memiliki latar belakang dari pondok pesantren,” kata Rochimi.

Bagi mahasiswa baru yang sudah hafal 30 juz, berhak menerima beasiswa penuh. Dan sekarang ini, STMIK Antara Bangsa sudah memiliki 170 mahasiswa, 40 persen diantaranya memperoleh beasiswa karena sudah hafal 30 juz sejak semester awal.

“Tidak ada pembatasan jumlah mahasiswa penerima beasiswa karena sekolah ini berbasis Quran. Semakin banyak yang menghafal Quran, itu semakin bagus,” kata Rochimi.(suci)

Â