Hingga saat ini, macet masih menjadi momok di jalan-jalan besar Indonesia terutama ibu kota Jakarta. Tumbuhnya jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan ruas jalan menjadikan kemacetan terasa mustahil untuk dihilangkan.
Sebuah artikel di hipwee.com mencatat beberapa fakta dan akibat kemacetan di Jakarta, yakni:
- Kemacetan Jakarta menempati posisi 17 di dunia.
- Kemacetan faktanya tak hanya menimbulkan kerugian sosial dan lingkungan saja, namun juga secara ekonomi. Kerugian akibat kemacetan Jakarta mencapai Rp 150 triliun pertahunnya.
- Lebih dari itu, ternyata kemacetan bisa berimbas pada kerusakan otak manusia. Hati-hati, sering bermacet-macetan bisa membuatmu lebih cepat terserang demensia (sebuah gejala penurunan fungsi otak yang tak bisa diobati).
Wah, seram yah.
Namun, menyerah bukanlah solusi. Dibutuhkan langkah-langkah kreatif serta kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna jalan untuk mengatasi masalah kemacetan ini. Dalam rangka mencapai kerja sama tersebut, pada masing-masing elemen terlebih dahulu harus tumbuh sebuah kesadaran tentang bahaya kemacetan. Satu solusi yang kerap disuarakan adalah beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Untuk memberi kesadaran sejak dini, Siswa-siswi PAUD Shibyan Daarul Qur’an, diajak naik Transjakarta lewat kegiatan bertema “Outing Class Naik Busway”. Kegiatan ini dilaksanakan sehubungan dengan tema bulan Januari 2019 yaitu “Busway alat transportasi umum karunia Allah An-Nafi’”.
Hujan yang mengguyur dengan deras pada Jumat (25/1) sempat menunda kegiatan. Melalui pesan singkat whatsapp banyak orang tua yang izin putra-putrinya tidak bisa masuk ke sekolah. Keberangkatan kegiatan Outing Class tertunda. Menunggu hujan reda para siswa melakukan aktivitas bermain seraya belajar mulai dari circle time, jurnal pagi, sholat dhuha, snacktime dan bermain bebas diplayground indoor yang terletak di lantai 3.
Akhirnya pada pukul 11:00 hujanpun reda, saat itulah siswa/siswi PAUD Shibyan Daarul Qur’an yang berjumlah 13 anak dengan pendamping 7 orang Guru, start dari sekolah menuju halte terdekat yaitu halte Pancoran Tugu dengan mengendarai taksi online, untuk selanjutnya naik Transjakarta dari halte Pancoran Tugu menuju halte Kuningan Barat.
Para siswa diajak memahami sekaligus melaksanakan sikap sabar belajar antri atau bergantian saat akan masuk halte menggunakan tiket. Selama di dalam Bis Anak-anak belajar berinteraksi dengan orang baru, dan terihat begitu riang menikmati pemandangan selama perjalanan.
“lihat Miss ada gedung hantu” kata Zayden salah satu siswa Kelompok TKA yang melihat bangunan bertingkat yang masih terlihat berantakan karena belum selesai dibagun. “Itu bangunan yang belum jadi, Ka. terlihat seram ya…” jawab Miss Novi.
Ada juga satu Anak yang tidur pada saat di Busway, wah mungkin dia kelelahan setelah berjalan menyusuri dan menaiki tangga halte. Setelah tiba kembali di halte Pancoran Tugu, Anak-anak berjalan keluar halte dan kemudian menaiki Angkot pulang ke Sekolah PAUD Shibyan Daarul Qur’an.
Alhamdulillah, tiba di sekolah dengan selamat. Selama perjalanan anak merasakan dan mengenal secara langsung jenis-jenis alat transportasi umum. Dengan tujuan dapat menumbuhkan rasa empati anak terhadap lingkungan sosial, dan kelak tumbuh dewasa menjadi anak yang cinta dan perduli terhadap lingkungan, terlebih bisa memunculkan ide-ide kreatif lainnya dalam menanggulangi masalah kemacetan di Indonesia terutama Ibu Kota Jakarta.
Ditulis oleh: Novitasari, S.H, pengajar Daqu Shibyan Tebet