Hari Arafah merupakan hari yang istimewa karena pada hari itu Allah SWT membanggakan hamba-Nya yang berkumpul di Arafah kepada para malaikat. Hari Arafah bertepatan dengan tanggal 9 Zulhijah. Semua Jamaah Haji berkumpul untuk menjalankan ibadah Wukuf, yang jika tidak dilakukan maka haji yang dikerjakan menjadi tidak sah. Arafah juga merupakan nama sebuah gunung, tempat dimana Nabi Muhammad Saw berpidato di depan kaumnya untuk yang terakhir kali.
Hari Arafah adalah hari agung, di hari ini seluruh jamaah haji berkumpul di Arafah untuk melakukan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah. Seluruh jamaah berkumpul untuk menghadirkan penghambaan, melantunkan zikir, dan memanjatkan doa kepada Zat Yang Mahamulia; Allah Subhanahu wa taala.
خَيرُ الدُّعَاءِ دُعاءُ يَومِ عرفةَ ، وأفضل ما قلتُ أنَا والنَّبِيُّونَ من قَبْلي : لا إِله إِلا الله وحده لا شريك له ، لَهُ الملكُ وله الحمدُ ، وهو على كل شيء قديرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah dan seutama-utama ucapanku dan ucapan para nabi sebelumku adalah; Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in qodiir.” (HR. Tirmizi)
Diantara keutamaan hari Arafah disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali seperti yang ditulis oleh Muhammad Abduh Tuasikal sebagai berikut ini:
1- Hari Arafah adalah hari disempurnakannya agama dan nikmat. Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), ‘Umar bin Al Khottob ra berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar,
آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا . قَالَ أَىُّ آيَةٍ قَالَ ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) . قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ
‘Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya, dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied)’. ‘Ayat apakah itu?’ tanya Umar. Ia berkata, ‘(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu’. Umar berkata, ‘Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi Saw. Beliau berdiri di Arafah pada hari Jumat’.” (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017). At Tirmidzi mengeluarkan dari Ibnu Abbas semisal itu. Di dalamnya disebutkan bahwa ayat tersebut turun pada hari Ied yaitu hari Jumat, dan hari Arofah.
2- Hari Arafah adalah hari Ied (perayaan) kaum muslimin. Sebagaimana kata Umar bin Al Khattab dan Ibnu Abbas. Karena Ibnu Abbas berkata, “Surat Al Maidah ayat 3 tadi turun pada dua hari Ied: hari Jumat dan hari Arafah.” Umar juga berkata, “Keduanya (hari Jumat dan hari Arafah) -alhamdulillah- hari raya bagi kami.” Akan tetapi hari Arafah adalah hari Ied bagi orang yang sedang wukuf di Arafah saja. Sedangkan bagi yang tidak wukuf dianjurkan untuk berpuasa menurut jumhur (mayoritas) ulama.
3- Hari Arafah adalah asy syaf’u(penggenap) yang Allah bersumpah dengannya sedangkan hari Idul Adha (hari Nahr) disebut al watr (ganjil). Inilah yang disebutkan dalam ayat,
وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
“Dan (demi) yang genap dan yang ganjil” (QS. Al Fajr: 3). Demikian kata Ibnu Rajab Al Hambali. Namun Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir menukil pendapat sebaliknya. Yang dimaksud al watr adalah hari Arafah, sedangkan asy syaf’u adalah hari Nahr (Idul Adha). Demikian pendapat Ibnu Abbas, Ikrimah dan Adh Dhohak.
4- Hari Arafah adalah hari yang paling utama. Demikian pendapat sebagian ulama. Ada pula yang berpendapat bahwa hari yang paling utama adalah hari Nahr (Idul Adha).
5- Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Hari Arafah lebih utama dari 10.000 hari.” Atho’ berkata, “Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia mendapatkan pahala seperti berpuasa 2000 hari.”
6- Hari Arafah menurut sekelompok
ulama salaf disebut hari haji akbar. Yang berpendapat seperti ini adalah Umar dan ulama lainnya. Sedangkan ulama lain menyelisihi hal itu, mereka mengatakan bahwa hari haji akbar adalah hari Nahr (Idul Adha).
7- Puasa pada hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun. Dari Abu Qotadah, Nabi Saw bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
8- Hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka. Dari Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Diantara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”(HR. Muslim no. 1348)
Allah pun begitu bangga dengan orang yang wukuf di Arafah. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Nabi Saw bersabda
,إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِى مَلاَئِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ فَيَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِى أَتَوْنِى شُعْثاً غُبْراً
“Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di Arafah, dan berkata: “Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu” (HR. Ahmad 2: 224. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya tidaklah mengapa)
Demikianlah keutamaan hari Arafah. Semoga Kita semua selalu dalam keberkahan, kemuliaan dan termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang dibanggakan dihadapan para malaikat-Nya. Aamiin.[]
Oleh: Maryati Tarmizi
* sumber foto google