Menanamkan Cinta Belajar dan Percaya Diri Siswa dalam Mengerjakan Soal Secara Mandiri

0
286

Pandemi Covid-19 yang ditetapkan sebagai pandemi global, melumpuhkan banyak sektor, baik ekonomi, politik, hingga pendidikan. Pada sektor pendidikan, hampir 2 tahun lebih siswa-siswi di Indonesia menerapkan sistem belajar daring atau online.

Meski teknologi sudah semakin canggih, namun tidak sedikit yang mengalami kendala di lapangan ketika sistem online diberlakukan, termasuk para siswa-siswi tingkat TK-SD Daquschool Kalibata City. Tentu saja ini menjadi tantangan sendiri bagi guru.

Sudah 2 tahun berlalu, kini status pandemi di Indonesia mulai bersiap melakukan transisi menjadi endemi. Sektor pendidikan dengan arahan dari pemerintah mulai kembali memberlakukan tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Namun ini kembali menjadi tantangan baru bagi guru–guru. 

Selama masa belajar online ananda dibantu oleh orang tua di rumah dan teknologi internet yang memadai. Ketika kembali sekolah tatap muka, mereka menjadi kurang percaya diri dalam mengerjakan soal secara mandiri.

Menurut Miss Mawalisa selaku salah satu guru di SD Daarul Qur’an Kalibata City, tantangan paling besar adalah membuat anak nyaman dan terbiasa belajar dengan suasana kelas yang berbeda. Salah satunya dengan membiasakan anak-anak belajar tanpa melihat layar dan menyalin jawaban, dan membuat anak-anak sebagai pusat dari proses belajar mengajar. Misalnya saat belajar tentang keberagaman, anak-anak akan berperan aktif dengan saling bertanya kepada temannya.

Miss Mawalisa juga memberikan trik agar anada semangat dan pecaya diri. Yakni dengan memotivasi mereka dengan cara menanamkan pada anak bahwa nilai 90 atau 100 itu baik, tapi kejujuran juga akan membawa kita masuk surga. Karena Allah SWT Maha Melihat. Kita pun harus berusaha sesuai kemampuan. 

Jika terdadapat kesalahan ketika mengerjakan soal, hal tersebut tidak menjadi sebuah masalah. Soal tersebut nantinya akan dibahas bersama untuk menemukan letak kesalahan dan mencari solusinya. 

Begitupun sebaliknya. Ketika kita tidak jujur dalam mengerjakan ujian, maka malaikat akan mencatatnya sebagai amal buruk. 

Pendekatan emosional ini akan membuat anak merasa nyaman. Memberikan motivasi melalui fakta-fakta yang agamis, serta menyakinkan para siswa kalau para guru di sekolah selalu siap membantu menjelaskan jika mereka kesulitan dalam memahami pelajaran. 

Menyikapi masa peralihan pandemi ke endemi dalam sektor pendidikan ini harapannya para siswa mampu melakukan aktivitas sekolah serta kegiatan ekstrakulikuler seperti sedia kala. Sehingga mereka bisa berpartisipasi dalam ajang pendidikan di luar sekolah sebagai sebuah pengalaman. Sekolah pun mampu bersinergi dengan orang tua untuk keberlangsungan dan kesuksesan berbagai program sekolah.