Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

0
57

Muslimah Daarul Qur’an (Musdaqu) memperingati Mulid Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut dilaksnakan di Rumah Putih, Kampung Ketapang, pada Rabu, (20/11) ba’da Ashar. Peringatan Maulid Nabi Muhammd SAW tersebut diisi dengan acara pembacaan tahlil, rawi, serta tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Hendy Irawan Saleh.

Dipandu oleh Ustadzah Tita, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh putri kedua KH Yusuf Mansur, Qumii Rahmatal Qulub. Ibunda Qumii, Hj. Siti Maemunah, turut menghadiri acara dan memimpin pembacaan tahlil. Pembacaan sholawat diiringi kepakan rebana membuat suasana semakin syahdu. Pukul setengah lima sore, Ustadz Hendy sudah menempati kursinya untuk menyampaikan tausiyah. Kali ini beliau menjelaskan surat Muhammad ayat 1 dan 2.

Pada ayat pertama Allah SWT menjelaskan bahwa makhluk yang mengingkari perintah-Nya akan menemui jalan yang sesat. Hal tersebut juga menimpa umat Rasulullah SAW. Namun, solusi dari semua itu langsung Allah SWT sampaikan pada ayat selanjutnya. “Solusinya untuk semua manusia juga, hanya ada 3. Yang pertama kembali beriman kepada Allah SWT, kemudian mengerjakan kebajikan, dan yang terakhir beriman kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yakni Alquran dan Hadits”, ungkap Udstadz Hendy.

Rasulullah SAW sangat cinta kepada umatnya. Suatu ketika malaikat Jibril turun untuk menyampaikan ayat mengenai neraka. Rasulullah bertanya, “Wahai Jibril, siapa saja penghuni neraka itu?”. Jibril menjawab, “sebagian dari umatmu juga termasuk di dalamnya wahai Rasulullah”. Seketika Rasulullah SAW pingsan.

Ustadz Hendy menceritakan beberapa kisah mengenai akhlak Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sangat menghargai orang yang bekerja dengan cara yang halal. Rasul pernah mencium tangan kasar seorang penghancur batu lalu bersabda, “sesungguhnya Nabi Daud tidak pernah makan selain dari buah tangannya”. Rasulullah juga mencontohkan bahwa kita harus mendahulukan kebutuhan orang-orang yang ada dalam tanggungan kita. Susu yang tersedia di rumah beliau sudah hampir habis diminum oleh para Sufi dari Kota asal Abu Hurairah. Selanjutnya rasul memerintahkan Abu Hurairah untuk meminumnya. Dengan kuasa Allah SWT susu tersebut tidak habis sementara Abu Hurairah sudah merasa tak kuat lagi.

Ustadz Hendy juga menceritakan bahwa Rasulullah SAW sangat dicintai oleh semua orang. Namun, setelah beliau resmi menjadi rasul mulai banyak yang memusuhi akibat larangan Allah SWT yang beliau sampaikan. Itu merupakan bukti bahwa Rasulullah SAW taat kepada Allah SWT bagaimanapun kondisinya. “Perjalanan Rasulullah tidak serta merta heroik terus, tak seperti yang kita bayangkan. Suka duka yang beliau lewati merupakan bentuk kecintaan beliau pada umatnya”, ujar Ustadz Hendy. Meneladani akhlak Rasulullah SAW merupakan bentuk kecintaan kita kepadanya serta menghindari kita termasuk dalam golongan orang yang sesat.