Menelisik Perihal Cinta Menurut Perspektif AL-Qur’an

0
301

Rabu, 1 Maret 2023, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an cikarang menggelar seminar dengan tema “Ayat-Ayat Cinta dalam Perspektif  Tafsir Al-Qur’an”.

Seminar remaja ini digelar di Aula Gedung Ar-Rahman Pesantren, bersama Ustadz Mohamad Mualim, Lc., MA. sebagai pemateri.

Acara yang diikuti oleh sejumlah asaatidz, ustaadzaat, dan para santriwati ini dikemas dengan pembawaan yang santai dan seru dengan tema yang menarik, khususnya untuk para remaja.

Ustadz Mualim menyampaikan materi terkait persoalan yang kerap melanda sebagian besar santriwati: serba-serbi percintaan.

“Cinta adalah rasa kecenderungan hati pada sesuatu,” jelas Ustadz Mualim.

Ustadz Mualim menejelaskan, Allah SWT telah mengatur tentang cinta, yang alami dirasakan semua makhluk hidup, dalam Al-Qur’an. Hanya saja terkadang kita cenderung tidak menyadari sebagian besarnya.

Salah satu ayat Al-Qur’an yang memuatnya yaitu:

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ

Yang artinya, “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Ali Imran:31)

Ustadz yang merupakan alumni Al-Azhar Kairo, Mesir itu juga menuturkan, bahwa hendaknya kita mencintai seseorang atau sesuatu karena Allah Ta’ala.

Karena sejatinya, apa yang kita cintai pasti akan pergi, lantas hilang sama sekali. Hanya Allah yang tidak akan meninggalkan kita selama kita senantiasa mengingat-Nya.

“Cinta bisa dirasakan, tetapi tidak bisa didefinisikan. Cinta boleh jadi menimbulkan perdamaian, pengorbanan, bahkan penderitaan. Maka dari itu, janganlah kalian menderita karena cinta. Justru cintailah Allah sampai kita menemukan kedamaian,” ujar Ustadz Alim.

Beliau juga menceritakan lika-liku perjuangan cinta para sahbaat Rasulullah SAW kepada Allah SWT. Kisah tentang perjuangan Maryam binti Imran yang diuji dengan ia melahirkan Nabi Isa as salah satuunya.

Kemudian Malaikat Harut dan Marut yang diuji karena diberi perasaan cinta layaknya manusia. Ada juga kisah Nabi Yusuf as. yang mendapat banyak ujian karena ketampanannya.

Rasulullah SAW sendiri juga banyak diuji perihal cinta. Salah satunya ketika beliau kehilangan banyak orang yang disayanginya demi berdakwah.

“Kalau kita dapet yang baik, kita syukuri. Kalau semisal malah dapet yang gak mengenakkan atau buruk, ya kita sabari. Jadikan pelajaran, pastikan kejadian yang sama nggak terulang lagi dan jangan terlalu lama terpuruk. Move on. Ikhlaskan. Insya Allah, kita akan memeroleh yang jauh lebih baik lagi,” jelas Ustadz Mualim.

Setelah penyampaian materi, dilanjut dengan sesi tanya jawab dengan para santriwati serta ustadzah.

Penulis: Nala Fatimah, Santriwati Pesantren Daqu Putri Cikarang, Kelas 11 Mia 1