Meninggalkan Kursi PTN Demi Menghafal Al-Qur’an

1
179

Masuk perguruan tinggi negeri setelah lulus SMU, terlebih lewat jalur SPMB, pastinya menjadi kebanggan tersendiri. Tapi itu tidak berlaku bagi Nur Azizah Triyanti (19). Ia meninggalkan kesempatan duduk di kursi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro dan lebih memilih menghafal Al-Qur’an di Tahfizh Camp Daarul Qur’an.

Tahfizh Camp merupakan program yang ditawarkan oleh Daarul Qur’an bagi masyarakat yang ingin fokus menghafal selama 1 tahun penuh. Berlokasi di Karawang untuk putra dan Cianjur untuk putri program ini menawarkan sejumlah keistimewaan bagi mereka yang ingin menghafal Al-Qur’an.

Ditemui setelah hujan yang mengguyur kawasan Cianjur dan sekitarnya, Jumat (31/3) sore, Azizah baru saja merampungkan murajaah hafalannya. Ia mengatakan sebetulnya sudah menyiapkan diri untuk masuk ke universitas tinggi pilihan. Ia masuk bimbingan belajar untuk memuluskan langkah tersebut. Namun, diakhir-akhir ia meninggalkan kesempatan tersebut.

“Insya Allah ini adalah universitas terbaik” ujarnya. “Kita tidak hanya akan diwisuda di dunia tetapi juga akan mendapat wisuda di akhirat.”

Azizah mengaku tidak punya bekal hafalan sebelum masuk tahfidz camp. Ia hanya memiliki hafalan surah-surah pendek dan beberapa surah di awal juz 30 yang digunakan sebagai bekal untuk shalat.

“Memang sejak kelas 3 SMU saya mengikuti program menghafal satu baris one day one line. Tetapi perkembangan sangat lama. Empat bulan hanya dapat 3 surat” katanya.

Ia juga tidak mengingat kapan semangat menghafal Al-Qur’an ini tumbuh. Tapi keinginan menggebu ia rasakan di akhir-akhir masa studi di tingkat SMU. Hingga akhirnya ia melihat akun instagram ustadz Yusuf Mansur tentang tahfizh camp.

“Saya liat-liat dan pelajari. Kok, semakin yakin ingin menghafal Al-Qur’an yah” ujarnya tersenyum.

Lalu ia pun bicara kepada kedua orangtuanya. Meski tidak menyatakan ketidaksetujuan tapi orangtua Azizah masih berharap putri ketiganya tersebut mengambil kursi di perguruan tinggi.

“Ayah bilang menghafal Al-Quran juga bisa dilakukan di bangku kuliah” kisah Azizah.

Ia pun sempat galau. Hampir dua bulan ia terpikir apakah mengambil kuliah di Undip atau menghafal Al-Qur’an dulu. Terlebih sejumlah teman juga menyebut sayang menghilangkan kesempatan kuliah di PTN.

“Kondisi itu berlangsung selama dua bulan. Hingga akhirnya tepat pada 1 syawal saat sungkem pada orangtua saya memutuskan selama setahun kedepan akan menghafal Al-Qur’an di program tahfizh camp.”

Kini azizah telah memiliki hafalan 17 juz. Perempuan yang bercita-cita ingin menjadi seorang entrepreneur ini  bahkan tengah mempertimbangkan untuk menjadi santri pengabdian untuk mengajar santri-santri baru di Tahfizh Camp.

“Ternyata menghafal Al-Qur’an itu enak dan menyenangkan” ujarnya sambil tersenyum. “Jangan ragu masuk pesantren. Asyik, kok”

hafal Al-Qur'an hafal Al-Qur'an2 hafal Al-Qur'an3

1 KOMENTAR