Meriahnya Muhadharah Kubra Tutup Rangkaian Language Olympic

0
295

Gelegar suara petasan dan efek layaknya di film layar lebar membuka Grand Final Muhadharah Kubra santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Mengusung tema “New Hope”, acara ini diharap mampu membangkitkan lagi semangat para santri meski negeri sedang dilanda pandemi. 

Replika masjid jadi latar panggung yang berdiri megah di lapangan basket Pesantren Daqu Tangerang. Malam Minggu (21/11/2020) para santri pun berlangsung meriah. 

Grand Final Muhadharah Kubra jadi satu bagian degan penutupan Language Olympic dan rangkaian lomba lain yang digelar 5 hari, mulai Minggu (15/11/2020) lalu. Selain itu, penonton juga dimanjakan dengan jejeran mading-mading unik kreasi tiap angkatan yang dilombakan.

Ada 6 mading yang berjejer. Kebanyakan berisikan 3 bahasa sejalan dengan suasana gelaran acara. Berbagai tema mading yang seru pun diusung. Great wall, Canteen, Space serta mading gagah kreasi santri yang tergabung di ekskul pramuka.

Apresiasi hadir dari Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil kala menyampaikan sambutannya. Acara ini, kata beliau, juga bagian dari kecintaan kita pada Rasulullah SAW karena ikut melestarikan Bahasa Arab. 

Lebih dari itu, penguasaan bahasa asing penting untuk para santri. Mereka bisa menyontoh para pejuang yang berdiplomasi dengan bahasa para penjajah, yakni Bahasa Belanda. “Selain untuk belajar, bahasa untuk kita berdakwah. Di bumi manapun kita berpijak maka kita bertanggung jawab terhadap keislaman di sana,” terang Kyai Jamil. 

Sebelum 9 peserta menampilkan kebolehannya beretorika, atraksi tarian modern bersamaan dengan berkibarnya bendera Muhadharah Kubra berlambang 3 negara, Indonesia, Arab Saudi dan Inggris, menghibur para penonton. Musikalisasi puisi juga disuguhkan untuk mengingatkan perjuangan pahlawan.

Perjuangan peserta muhadharah mulai dari kualifikasi makin diuji di tahap akhir ini. Tiga kategori bahasa masing-masing berisi tiga grand finalis. Seluruhnya menampilkan keunikan dalam bercakap-cakap, mencoba menarik perhatian juri agar memberikan poin maksimal. Sampai akhirnya tiba pengumuman juara. 

Di kategori Bahasa Arab, Abdul Rafi Aziz, santri asal Riau, berhasil merebut gelar juara. Ia bersanding dengan santri asal Balikpapan, Luthfi Hakim sebagai peraih juara kategori Bahasa Inggris, serta Revi M Nurananta asal Tangerang yang membuat heboh dengan gimmick sawerannya dan menghasilkan predikat juara kategori Bahasa Indonesia.

Pengumuman pemenang juga meliputi lomba Codex, Scrabble, Malikul Loghoh, Guest dan Sing a Song. Puncaknya, sorak sorai pecah kala sang juara umum dibacakan. Angkatan kelas 11, Fersahover, keluar sebagai pemegang predikat tersebut. 

Susksesnya gelaran ini amat disyukuri oleh ketua pelaksana acara, Muhammad Ilham. Ia berharap acara ini bisa memotivasi santri untuk meningkatkan kemampuan berbahasa.

“Agar bisa mewujudkan mimpi ayahanda Yusuf Mansur juga, bukan hanya dream 5 benua, tapi santri Daarul Qur’an ada di 5 benua,” terangnya.