Nikmatnya Mondok di Daarul Quran

0
279

 

Menurut Voni, Ibunda Hafiz dan Alif, Hafiz acap berbagi cerita dengan Alif tentang kehidupan di dalam pondok pesantren. Kepada Alif, Hafiz mengatakan tinggal di dalam pondok itu sangat menyenangkan. Teman-teman ‘senasib’ membuat persahabatan semakin erat. Selama tiga bulan menetap di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran, Voni menilai Hafiz kini semakin mandiri.

“Walau disini ada laundry, tapi Hafiz memilih cuci baju sendiri,” kata Voni.

Sebelum masuk ke Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran, Hafiz rutin ikut mendengarkan pengajian di rumah tetangga selepas magrib. Kebiasaan Hafiz itu, lantas membuatnya tertarik mendalami ilmu agama. Ketika lulus Sekolah Dasar, Hafiz pun meminta pada ayahnya untuk melanjutkan ke Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran yang kebetulan jaraknya dekat dengan rumah.

Permohonan Hafiz itu pun segera disambut baik. Bagi Voni, pendidikan agama sangat penting, terutama untuk anak laki-laki, yang kelak akan menjadi pemimpin keluarga.

“Selama di pondok pesantren, saya tidak memberikan target khusus karena yang penting sesuai dengan kemampuan Hafiz,” kata Voni.

Nikmatnya tinggal di Pondok Pesantren, juga dirasakan oleh Muhammad Safiq, Adam Dafa dan Roni Yuliyanto. Ketiganya kompak mengatakan tinggal di pondok pesantren sangat menyenangkan dan mengajarkan diri untuk belajar mandiri.

Kecintaan tinggal di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran, juga didukung oleh guru – guru yang mengajar penuh kesabaran dan dedikasi. Bagi Syafiq, ustad Hery Setiawan ditunjuk sebagai ustad yang paling asyik.

“Ustad Hery Setiawan itu baik dan sabar banget,” kata Syafiq. Sedangkan buat Adam dan Roni, ketegasan ustad Solehuddin membuat mereka makin kerasan tinggal di Pondok Pesantren Daarul Quran. (suci)

Â