
Tahun 2025 ini Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) genap berusia 77 tahun. IPSI sendiri didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta. Puncak kegiatan milad IPSI ke-77 diselenggarakan di di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Sabtu (31/5), yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, yang menjabat Wakil Ketua Umum PB IPSI, mewakili Presiden RI Prabowo Subianto selaku Ketua Umum PB IPSI dan Menpora Dito Ariotedjo dan sejumlah undangan lainnya.
Dalam peringatan milad yang sederhana namun meriah tersebut hadir juga 10 perguruan pencak silat seperti Tapak Suci, Merpati Putih, PSHT dan lainnya yang mengirimkan pendekar-pendekar terbaiknya untuk hadir dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Sugiono terus menggelorakan misi IPSI meloloskan Pencak Silat ke Olimpiade.
“Kami berharap pada tahun 2028 yang akan datang di Los Angeles, Amerika Serikat, pencak silat bisa hadir sebagai ekshibisi, dan pada tahun 2032 di Brisbane, Australia, pencak silat bisa dipertandingkan sebagai cabang olahraga Olimpiade,”
Sementara itu Menpora Dito Ariotedjo berharap apa yang dicita-citakan dan diimpikan oleh keluarga besar IPSI bisa menjadi kenyataan.
“Saya ingin mengucapkan ulang tahun yang ke-77 tahun untuk IPSI. Dan tema hari ini adalah bagaimana Pencak silat menuju pentas Olimpiade. Dan tadi saya juga sudah sampaikan bahwa sejak pertemuan dengan Presiden IOC Di Paris 2024 Komitmen Bapak Prabowo selaku presiden saat ini bagaimana meloloskan pencak silat ke Olimpiade,” tutur Dito.
Pencak Silat Asli Indonesia
Pencak silat sendiri merupakan seni bela diri tradisional Indonesia yang kaya akan sejarah dan budaya, serta menjadi bagian penting dari sejarah nusantara. Pencak silat diyakini telah ada sejak abad ke-8 Masehi dan mulai berkembang di Pulau Sumatra hingga menyebar ke Nusantara.
Pencak silat sendiri merupakan pengembangan dari cara bertarung suku asli nusantara yang meniru gerakan binatang seperti harimau, kera, ular, hingga burung elang. Donald Frederick Draeger, pemerhati seni bela diri dari Amerika, dalam bukunya Weapon and Fighting Art of Indonesia menulis kemampuan bertarung tersebut kemudian dikembangkan memakai alat tambahan seperti perisai, parang dan tombak.
Pada tahun 2019 pencak silat diakui oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Takbenda. Penobatan tersebut dilakukan di acara Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Kolombia. Unesco menilai pencak silat mengandung nilai-nilai persahabatan, sikap saling menghormati, dan juga sportifitas.
100 Tahun Gontor Gelar International Moslem Pencak Silat Championship
Hadir juga dalam kegiatan Milad IPSI ke-77 rombongan panitia International Moslem Pencak Silat Championship 2025 yang akan berlangsung pada bulan September tahun 2025. Kegiatan ini dalam rangkaian 100 tahun Gontor. Pencak silat dipilih karena cabang olahraga ini tidak bisa dipisahkan dari dunia pesantren. Hampir semua pesantren memiliki ekstrakurikuler silat untuk para santri.
KH. Ahmad Jamil, selaku ketua panitia, berharap kegiatan ini diikuti oleh para santri dari Pondok Modern Gontor, Pondok Alumnoi Gontor dan anak cucunya serta santri pesantren dan lembaga pendidikan Islam baik di dalam dan luar negeri. Sekaligus berharap kegiatan ini akan menjadi syiar dari pengembangan pencak silat di seluruh Indonesia.
“Insyaallah kegiatan ini akan semakin menambah semarak kegiatan pencak silat baik di dalam dan luar negeri” ujar Ahmad Jamil.