Pengalaman Bunda Icha Mendampingi Buah Hati di Masa Social Distancing

0
42

Menjalani hari-hari selama social distancing ternyata tidak mudah. Lamakah 14 hari itu ? Tergantung dari sudut mana kita memandang. Jika kita hanya melihat dari kapan akan berakhir, tentu hari-hari kita akan terasa lama, membosankan, bahkan emosi kita menjadi tidak stabil. Tetapi jika kita melihat dari sisi positifnya, bagaimana kita berinteraksi, waktu 14 hari ini insya Allah kita akan sangat menikmati dan saat ini semua  berakhir kita akan merindukannya.

Dengan social distancing membuat anggota keluarga yang tadinya punya kesibukan dan rutinitas masing-masing jadi bisa berkumpul. Yang tadinya tidak bisa makan bersama setiap saat, sholat berjamaah 5 waktu, dan lain-lain, semua bisa kita lakukan bersama-sama.  Lalu bagaimana perasaan bunda ? Apakah bunda-bunda menjadi lebih mudah emosi dengan keadaan yang ada saat ini ? Terlebih harus melihat kondisi rumah yang selalu berantakan sepanjang hari, apalagi  tinggal di apartemen yang kata teman saya seluas samudra, anak-anak yang lapar setiap saat, anak-anak yang merajuk karena bosan sebab tidak boleh keluar rumah, dan yang paling menguras energi bunda-bunda adalah membantu anak belajar.

Saya yakin ada banyak bunda-bunda hebat yang bisa dengan tetap tersenyum menjalani hari-hari seperti ini. Pertanyaan yang kudu kita jawab adalah, “Dimanakah kita, saya dan bunda berada ? Apakah di barisan bunda-bunda hebat itu ? atau di barisan bunda-bunda yang setiap pagi bagaikan kucing anggora manis yang seiring berjalannya waktu berubah menjadi singa yang galak dan siap menerkam mangsanya?”

Terus terang saya pun hingga saat ini belum bisa dikatakan berada di barisan bunda-bunda hebat itu. Ada kalanya kekesalan dan emosi memuncak melihat kondisi yang berbeda dengan yang kita alami pada hari-hari normal. Jadi apa yang bisa kita lakukan jika emosi kita sedang naik saat tengah mengajar sang buah hati ?

Cepat-cepatlah berwudhu dan mengingat-ingat momen bahagia bersama anak-anak kita. Membantu anak belajar memang tidaklah mudah, butuh energi. Apalagi anak-anak jika tengah bersama dengan bundanya akan lebih banyak maunya, sebab saat bersama bunda anak-anak bisa lebih menunjukkan perasaan dan emosi yang sebenarnya. Karenanya jangan sampai emosi kita terpancing saat mengajar anak-anak kita.

Dengan kondisi seperti ini, saya juga semakin salut dan hormat kepada guru-guru yang setiap harinya harus mengajar anak-anak dengan jumlah yang tidak sedikit. Suara mereka bisa tetap terdengar menyejukkan dan berwajah manis tidak hanya di pagi hari. Bisakah kita semua seperti itu ? Bismillah insya Allah bisa ya, bunda.

Kuncinya di masa ini adalah bunda jangan sampai stress, karena jika bunda stress maka akan berpengaruh kepada anggota keluarga lainnya, khususnya pada anak-anak. Siapkan anak-anak kita menjalani hari-hari di rumah ini dengan bahagia.

Jika kita merasa benar-benar tidak berdaya dengan keadaan ini, ingatlah firman Allah dalam surah Asy-Syarh ayat 5 dan 6 yang artinya, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.  Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.

Tetap semangat bunda-bunda..

Insya Allah tulisan ini bisa memotivasi saya beserta semua bunda-bunda yang tengah menjalani masa ini dan semakin siap jika ternyata waktunya diperpanjang. Tapi kita semua berdoa semoga masa-masa sulit ini cepat berakhir dan segera ada obat bagi virus corona yang tengah melanda dunia ini.

Salam hormat dan salut kepada semua guru, khususnya guru-guru SD DaQu School Kalibata City. Baarokalloohu fiik.

 

 

Ditulis oleh, Irene Latifah, wali murid dari Muftihatul Izzah, siswi kelas 1B SD Daqu School Kalibata City.