Penghafal Al-Quran Bisa Sukses Dunia Akhirat

0
36

 

Ribuan wali santri dan santri, hadir memenuhi acara sarasehan dan doa untuk anak Indonesia di Hall Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, Sabtu (19/11). Sebelum acara dimulai, para santri menunjukkan kebolehannya dalam atraksimarching band Daqu School. Bahkan, dua santri asal Papua dan Tegal, mempersembahkan puisi khusus untuk orang tuanya yang bercerita lika liku menjadi seorang penghafal Al-Quran.

Kreatifitas yang ditunjukkan para santri Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an siang itu, membuktikan bahwa untuk jadi penghafal Qur’an tidak mesti menghilangkan kreatifitas anak di bidang lainnya.

Hal ini dipertegas juga oleh Prof. H. Huge Darwis, Guru Besar PTIQ yang jadi salah satu pembicara dalam acara itu. Penghafal Al-Quran, selama ini seakan dipandang tidak mendukung keberhasilan dalam prestasi di bidang lain, padahal banyak sekali orang-orang hebat dan berhasil dalam karirnya yang dimulai sebagai penghafal Al-Quran.

“Pendidikan yang harusnya diberikan oleh orang tua kepada anak adalah pendidikan yang mempunyai  karakter dan kekhasan disuatu bidang. Dari sekian bidang itu, Al Qur’an menjadi pilar penting dalam mendidik anak”, papar Huge Darwis.

“Siapa bilang anak dari pesantren yang menghafal Al-Quran tidak bisa menjadi orang penting, tidak bisa sukses?”, tandas Guru besar bidang ilmu Al qur’an itu sembari menceritakan orang-orang hebat yang berasal dari penghafal Al-Quran.
Dalam acara itu, juga hadir sebagai pembicara, Syekh Muhammad Ali Jaber, pengajar Daarul Qur’an dan Ust Ahmad Jameel, Ketua Yayasan Daarul Qur’an Indonesia.

Syekh Muahmmad, merasa prihatin terhadap orang tua anak -anak di Indonesia. Orang tua di Indonesia, masih banyak yang tidak peduli terhadap anak-anaknya untuk belajar agama termasuk didalamnya Al Qur’an.

“Orang tua di Indonesia lebih bangga ketika anaknya bisa berbicara dengan orang- orang hebat, tetapi mereka masih tidak bangga ketika anaknya bisa berdialog dengan Allah, padahal hakikatnya membaca Al Qur’an adalah berdialog dengan Allah itulah yang sesungguhnya membahagiakan orang tua”, terang Syekh yang berasal dari Arab Saudi itu.

Ia juga menjelaskan, bagi orang tua yang mendidik anaknya dengan Al qur’an, Allah akan berikan keberkahan. Karena membaca Al qur’an, tidak sekadar mendapat balasan akhirat, tetapi ada balasan kemenangan dunia akhirat.
“Orang tua boleh bangga pada keahlian atau kepakarannya, tetapi harusnya orang tua lebih bangga dengan menjadi ahlul Qur’an. Orang – orang yang senantiasa memuliakan Al qur’an,sejatinya ia memuliakan diri dan keluarganya, karena itu sama dengan memposisikan kita mulia dihadapan Allah”, tegas Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber juga menerangkan, bahwa tingkatan surga juga di tentukan seberapa besar perhatian kita terhadap Al qur’an. Maka, luar biasa manfaat kita membaca, menghafal serta mengamalkan Al qur’an. Rugi  kalau para orang tua ingin anaknya mempunyai keahlian, tetapi bukan keahlian Al qur’an, sukses dunia saja tanpa sukses akhirat, dengan Al qur’an kita bisa sukses dunia dan sukses akhirat. Demikian Ali Jaber menandaskan.

Ahmad Jameel, Ketua Yayasan Daarul Qura’an Indonesia, menyampaikan bahwa keberadaan Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an ini ingin mewujudkan apa yang seperti dipaparkan Prof Huge Darwis dan Syekh Ali Jabeer.

“Semoga ilmu yang didapat oleh anak – anak kita bukan hanya mengantarkan sukses dunia tetapi juga mengantarkan sukses  akhirat dan mengantarkan kita ke surge”, kata Ahmad Jameel. Acara kemudian dilanjut dengan open house, untuk melihat aktivitas pendidikan dibawah naungan Yayasan Daarul Qur’an untuk anak Indonesia.