Penyebaran Covid 19 atau virus corona rentan terjadi dalam keramaian, salah satunya sekolah. Dalam upaya pencegahan penyebaran virus ini, SD Daarul Qur’an mengadakan sosialisasi untuk para orangtua murid bersama penyuluh kesehatan dr. Rini Rahmawati dan dr. Alfi Rahmah. Acara dilakukan di masjid An-Nabawi, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, Rabu (11/3). Kepala Bidang SD Fullday School, Ustadz Ahmad Syamsudin, M.Ag dan Wakil Kepala Sekolah SD Daarul Qur’an turut mendampingi.
Wakil Kepala Sekolah SD Daarul Qur’an bidang Kesiswaan, Ustadz Zainal Arifin, menyatakan tujuan acara ini adalah memberikan edukasi terkait langkah pencegahan penyebaran virus corona. Sebelumnya dalam surat edaran yang diberikan pada wali murid, sekolah telah menghimbau melalui 3 poin utama yakni menguatkan iman dan ibadah, ketika anak mulai sakit segera periksa ke dokter dan beristirahat di rumah, serta penguatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sosialisasi ini juga dalam rangka memberi informasi yang jelas di tengah simpang siurnya kabar yang beredar, seperti yang disampaikan ustadz Ahmad Syamsudin, M.Ag, Kepala Bidang TK Fullday.
dr. Alfi dan dr. Rini menyampaikan beberapa hal terkait virus corona, mulai dari pencegahan, perbedan pasien yang terjangkit, hingga hal-hal yang tidak perlu dilakukan kala menghadapi corona.
Langkah antisipasi telah disosialisasikan pemerintah dalam GERMAS atau Gerakan Masyarakat Sehat. Gerakan itu diantaranya mencuci tangan dengan benar, makan dengan gizi seimbang, mencukupi kebutuhan air, olahraga teratur, dan selalu minta perlindungan pada yang maha kuasa.
Kepanikan kerap terjadi ketika membaca berita mengenai pasien corona. Padahal, setiap pasien juga memliki klasifikasi tingkat terpaparnya. Yang pertama adalah OPD atau Orang Dalam Pemantauan. Mereka harus melakukan rawat jalan serta secara klinis akan terus dipantau oleh tenaga kesehatan selama masa inkubasi virus tersebut. Mereka juga dibekali kartu khusus atau alert card. Sementara pasien yang harus diisolasi dikategorikan sebagai PDP atau Pasien Dalam Pengawasan. Mereka juga wajib memeriksa darah dan polymerase chain reaction atau PCR untuk mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh.
Dalam menghadapi wabah ini diperlukan langkah yang tepat agar tidak menimbulkan kegaduhan. Hal terpenting adalah jangan panik. “Kalau kata professor ahli imunologinya UI rasa panik itu melemahkan seluruh sitem imunitas yang kita punya”, ungkap dokter Rini. Selain itu jangan menyentuh wajah sebelum mencuci tangan, berbagi pakaian dan tempat makan dengan orang lain, dan jangan ragu periksa ke dokter. “Seringan dan seberat apapun penyakit berikhtiar lah menyembuhkan karena penyebaran penyakit itu cepat. Penyakit itu bisa jadi berat kalau yang ringan ga diatasi”, terang dokter Rini.
Yang tak kalah penting harus memastikan kebenaran informasi yang diperoleh. “Gunakan sosmed dengan bijak. Kalau ibu punya pengikut ribuan jangan cuma buat jualan aja. Di bom sama edukasi, jangan di bom sama jumlah kasus biar ga panik. Gencarkan edukasi”, tegasnya.