Mengangkat tema Returnera, yang merupakan gabungan dari kata Return dan Era, santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an ingin melihat lagi kejayaan Indonesia di masa lampau lewat kegiatan Daqu Festival yang dihelar pada Sabtu, 9 November 2024, di Tangerang.
Kegiatan berlangsung meriah dengan panggung yang megah dan tata lampu yang ceria. Meski sempat ada kekhawatiran hujan turun, mengingat kegiatan berlangsung di luar ruang dan Tangerang sudah mendung sejak sore, alhamdulillah kegiatan berlansung dengan lancar. Lantunan doa, dzikir dan shalawat yang dilantunkan oleh para santri sejak sore menahan sementara air hujan.
Tidak seperti biasanya, Daqufest kali ini menampilkan santri-santri shigor putra dan putri sebelum opening ceremony. Setelah tim hadroh, penampilan santri-santri cilik shigor putri membawakan tari pukat memukau tamu undangan yang datang. Tepuk tangan pun pecah seusai langkah-langkah kecil meninggalkan panggung utama. Selanjutnya penampilan drama santri shigor putra pun mengundang decak tawa tamu undangan.
Tibalah saatnya acara utama yang dibuka dengan kedatangan mc dengan motor besar dan bajaj yang dibawa ke dalam areal pesantren. Lalu ketiga MC membuka acara yang diawali dengan pembacaan lantunan ayat suci Al-Qur’an dan selanjutnya adalah sambutan sekaligus pembuka yang disampaikan langsung oleh KH. Yusuf Mansur.
“Apa yang ayah bunda lihat hari ini adalah keahlian anak-anak ayah bunda sekalian. Disela-sela menghafal Al-Qur’an dan menyiapkan diri untuk ujian mereka membuat proposal, mencari dana, membuat desing panggung, konsep acara dan lainnya. Sesuatu yang belum tentu kita, orang dewasa, lakukan. Maka beri applause untuk anak-anak kita semua” ujar Yusuf Mansur.
Rekam jejak kejayaan Indonesia diangkat dengan fragmen Nelson Mandela dan Barrack Obama. Nelson Mandela tercatat menjadi pengagum Soekarno, presiden pertama Indonesia. Pidato Bung Karno dan semangat memerdekakan kawasan Asia dan Afrika dari belenggu kolonialisme menjadi satu nafas perjuangan Mandela dalam menghapus politik apartheid di Afrika Selatan. Lalu lewat Barrack Obama, yang dikenal presiden berkulit hitam Amerika Serikat, pernah menetap di Indonesia dalam masa kecilnya.
Lalu jauh kebelakang juga bagaimana Raden Wijaya berhasil menghalau serbuan pasukan mongol dan akhirnya mendirikan Kerajaan Majapahit yang dalam tidak bisa dilepaskan dari napas panjang sejarah Indonesia. Juga bagaimana Sultan Baabullah yang berhasil mengusir penjajah Portugis dari Bumi Nusantara.
Tidak ketinggalan juga diangkat framen penerbengan perdana pesawat N250 Gatot yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia, yang merupakan buah karya dari pemikiran BJ Habibie, yang saat itu menjadi Menteri Riset dan Teknologi, dan dikemudian hari menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia.
Setelah itu lewat drama musikal bertajul “Indonesia Kenapa Nih” para santri Daqu mempotret gambaran generasi muda yang kini penuh tantangan dari isu kekerasal, kejahatan, LGBT, dan lainnya.
Di akhir kegiatan Kiai Yusuf Mansur berpesan agar apa yang tadi ditampilkan para santri bisa menjadi hikmah sekaligus menyadarkan kita semua betapa pentingnya menjaga generasi muda kita sekaligus menjadi teladan yang baik dalam setiap kegiatannya.