Tangis haru kedua orangtua beserta kakek mengiringi prosesi tasyakuran Khotmil Qur’an 30 juz ananda Muhammad Abdul Aziz Al-Ghifary, santri kelas 9A Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung, Sabtu, (7/3) di aula Masjid Nurul Amal. Orangtua Al-Ghifary tak kuasa menahan haru melihat putra keduanya menyelesaikan hafalan 30 juz dalam waktu kurang dari 3 tahun.
“Ini bukan akhir dari segalanya, melainkan ini adalah awal dari perjuangan menghafal yang sebenarnya, karena setelah selesai menghafal tugas yang paling berat adalah menjaganya agar selalu tersimpan di otak kemudian bisa kita amalkan. Mudah-mudahan keberkahan selalu menyertai keluarga dan kita semua yang hadir pada sore ini. Aamiin”, ucap Pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung, Ust. Mulyanto, S.Pd.I, dalam sambutannya.
Al-Ghifary membacakan surah Al-Mursalat, kemudian surah Ad-Dhuha sampai An-Naas yang juga disimak Asatidz dan seluruh santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung. Terakhir, ia membaca do’a Khotmil Qur’an.
“Gak pernah kepikir sama saya bisa sampai dititik ini, bisa nyelesaian hafalan, bisa buat orangtua bangga. Semua yang saya rasakan sekarang gak lepas dari perjuangan dan doa dari kedua orangtua saya”, kesannya seraya mengusap air mata.
Tak lupa ia juga berpesan pada teman-teman dan adik-adik kelasnya agar terus menghafalkan Al-Qur’an. “Tetap semangat menghafal dan jangan pernah nyerah, karena kesuksesan itu milik ia yang pandai bersyukur dan tak pantang menyerah” ungkapnya.
Oleh: Huda, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung