22 oktober menjadi hari yang spesial bagi civitas pondok pesantren. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Tanggal 22 Oktober diambil dari dikeluarkannya Resolusi Jihad oleh KH. KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad ini pun menggelorakan semangat perjuangan para santri. Berbondong-bondong para santri keluar dari pondok untuk menyambut seruan ini dan berjihad melawan tentara sekutu yang berupaya menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan.
Maka peringatan hari santri bukan sekedar seremoni semata, tetapi kembali memaknai resolusi jihad tersebut sesuai dengan kontek yang berlaku saat ini.
Pesan tersebut disampaikan oleh KH Ahmad Jamil saat menjadi inspektur upacara HSN di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang. Dihadapan ratusan santri putri, pimpinan Daarul Qur’an tersebut mengingatkan kepada para santri untuk menanamkan sikap bersungguh-sungguh dalam belajar di pondok. Jangan sampai waktu-waktu di pondok tidak dimanfaatkan untuk hal-hal penuh kebaikan.
“Jihad kita saat ini adalah jihad untuk menjaga akhlak dan adab tetap baik di tengah paparan media sosial dan infiltrasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Jihad kita saat ini adalah dengan bersiap menyongsong masa depan dengan belajar sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya” tegas KH. Ahmad Jamil.
Dalam kesempatan tersebut beliau juga menekankan pesantren dalam sejarahnya selalu melahirkan tokoh-tokoh penggerakan dan perubahan. Misal gerakan perlawanan di Palestina yang saat ini tengah menahan gempuran zionis Israel lahir dari pengajian-pengajian di selasar masjdi dan taklim-taklim juga dari sekolah-sekolah yang dipimpin para ulama.
“Di Afghanistan kita mengenal gerakan Taliban yang artinya pelajar yang dengan kesungguhan menahan gempuran Uni Sovyet, kini Rusia, dan juga Amerika Serikat hingga akhirnya bisa meraih kemerdekaan” tambahnya.
Semarak di Tangerang
Peringatan HSN juga digelar di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, Tangerang. Menjadi inspektur upacara adalah KH Ahmad Kosasih, Imam Masjid Nabawi Daarul Qur’an, dalam pesannya Kiai Kosasih berpesn kepada para santri untuk menjaga nilah Iman, Ihsan dan Islam.
“Iman, Ihsan dan Islam merupakan 3 pilar yang harus ditanam dan dijaga dalam jiwa para santri. Ini merupakan pondasi islam kita yang sangat penting dan bahkan diuraikan oleh Rasulullah saw dengan panjang lebar dalam haditsnya”
Dalam kesempatan ini juga hadir KH Yusuf Mansur. Kepada para santri yang hadir dari usia SD hingga SMA beliau berpesan untuk selalu menjaga nilai-nilai Al-Qur’an dalam setiap waktu dan kesempatan.
“Jangan sampai Al-Qur’an yang kita pelajari dan hafal hanya menguap begitu saja tanpa adanya pemahaman dan pelaksanaan” ujarnya.
Peringatan HSN juga berlangsung di seluruh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an di Semarang, Lampung, Jambi, Banyuwangi, Malang dan lainnya. Selain upacara juga berlangsung anek lomba serta seminar dan workshop.