Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an menerima kunjungan kerabat dari negeri jiran, yakni 14 orang mahasiswa yang mendaftarkan diri mengikuti program studi banding ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an dari Universitas Malaysia, Kamis, 5 Maret 2020. Mereka juga didampingi beberapa mahasiswa Universitas Trisakti untuk memandu kegiatan.
Kegiatan dipandu Ustadz Muhammad Yassa. Mereka diajak berkeliling pondok dari fullday sampai asrama para Santri sebelum berhenti di markaz untuk ramah tamah.
“Tujuan kami mengunjungi Daarul Qur’an adalah untuk mengetahui program tahfizh Qur’an yang ada di Indonesia untuk mencetak hafizh-hafizh muda. Di Malaysia sendiri hanya terdapat Pesantren kecil-kecilan”, ujar Ustadz Hafizzudin Azmi, salah satu dosen Universitas Malaysia tentang Daarul Qur’an yang juga jadi motivasi bagi mereka yang ingin belajar Al-Qur’an.
Ustadz Muhammad Yassa menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat lewat anak-anak muda. Mereka yang akan melanjutkan estafet tersebut.
Di tengah acara Ustadz Jamil datang menyapa para mahasiswa yang disambut bak keluarga sendiri. Beliau juga membuka sesi tanya jawab. Salah satu yang ditanyakan terkait progam pendidikan. Dari pertanyaan itu Ustadz Jamil menerangkan bahwa santri bukan hanya belajar agama, tapi juga bidang lain. “Banyak alumni Daarul Qur’an yang sekarang ini mengambil jurusan kedokteran, ekonomi, hubungan Internasional dan lainnya. Jadi boleh-boleh saja ketika kita mengambil jurusan di luar agama karena menjadi tantangan sendiri untuk kita nantinya”, ungkap beliau.