Syekh Mahir Kunjungi Kampung Qur’an

0
164

Untuk kesekian kalinya, Kampung Qur’an mendapat kehormatan dikunjungi ulama internasional. Pada Ahad, 2 September 2012, hadir Syekh Mahir Al Munajjad dari Syiria.

Walau masih muda, 42 tahun, Syekh Mahir sudah menyandang gelar doktor di bidang Ilmu Ushul Fiqh. Beliau juga pakar Qur’an dan menguasai 10 qiroat Qur’an. Murid beliau dari berbagai penjuru dunia, dan salah satunya pernah menjadi juara 1 tingkat internasional dalam bidang 10 qiroat Qur’an.

Salah satu buku karya Sekh Mahir yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah Munaqasyat al-Isykaliyyah al-Manhajiyyah fi al- Kitab wa al-Qur’an: Dirasah Naqdiyyah.

Buku ini diterbitkan eLSAQ Press Yogyakarta tahun 2008 dengan judul Membongkar Ideologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer.

Dalam buku ini, Syekh Mahir mengkritik secara mendasar pemikiran filsafat materialisme Muhammad Syahrur yang coba dipaksakan dalam menafsirkan Al Qur’an.

Syekh Mahir mementahkan pemaksaan konsep Barat dan ideologi Marxis Syahrur ke dalam studi Qur’an. Walau seorang alim berkelas internasional, Syekh Mahir tidak malu jadi pedagang buah-buahan di Syiria. Beliau bangga makan dari hasil tangannya sendiri, dan bersedekah dengannya.

Kehadiran ulama Syiria tersebut disambut hangat oleh Ustadz Yusuf Mansur dan jajaran pimpinan Kampung Qur’an. Didampingi Manager Hubungan Luar Negeri Ustadz Ahmad Slamet Ibnu Syam sebagai penerjemah, Syekh Mahir menyambangi Pesantren Daarul Qur’an Ketapang Tangerang, Daarul Quran Solo, Depok, dan Darrul Qur’an Karawang.

Sambil berkeliling Kampung Qur’an, Syekh Mahir bercerita tentang diri dan ulama di Kota Damascus, ibukota Syiria. “Ulama-ulama di Damascus banyak yang mampu mengaji dan mengendalikan dunia (kaya). Sehingga ketika mengajar Al Qur’an, mereka tidak mau dibayar, malah memberi sedekah,’’ tuturnya.

Beliau berpesan, “Qur’an amanat yang harus dijaga generasi Islam masa kini. Amanat ini sungguh berarti, karena kalau kita perhitungkan sanad (kesinambungan amanat) Qur’an ini maka sesungguhnya Allah lah yang mengamanatkannya kepada kita.’’

Tatkala berada di depan Gedung Dhuha yang hampir kelar pembangunannya, Syekh Mahir berdo’a, “Ya Allah, semoga gedung ini cepat selesai.’’