Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam Global

0
283

Fullday Daquschool Daarul Qur’an mengadakan acara seminar secara virtual bagi para guru dan sivitas akademik di lingkungan Fullday Daquschool bersama pakar dan tokoh pendidikan Indonesia, Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd, Rabu (21/4/2021).

Acara bertajuk “Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam Global” yang berlangsung selama 2 jam, mulai jam 9 sampai 11 siang itu disambut antusias oleh para guru dari berbagai cabang Fullday Daquschool. Mereka pun mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan seputar perkembangan pendidikan, khususnya pendidikan Islam, di Indonesia dan dunia. 

Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil, MA, membuka acara dengan sambutannya. Beliau menekankan bahwa pendidikan saat ini tengah melalui berbagai ujian, utamanya soal mewabahnya pandemi Covid-19. Namun, kata beliau, hal itu tak boleh meluluhlantahkan pendidkan secara global.

Beliau juga mengenang pesan Prof Arief tentanng pentingnya pendidikan. “Kalau kita gak punya tingkat pendidikan yang tinggi kita kurang dihargai di percaturan pendidikan global,” tukasnya.

Dalam penjelasannya, Prof Arief menuturkan bahwa pendidikan sekarang sudah bertransformasi seiring semakin canggihnya teknologi. Maka dari itu, baik pengajar maupun orangtua, tak boleh gagap teknologi alias gaptek.

Namun sebelum itu, dalam Islam, ketika kita hendak memberikan pendidikan pada anak maka ingat akan 3 hal, yakni pendidikan agama, tauhid serta akhlak.

“Kalau sukses pendidikan itu bukan hanya ilmunya saja yang bagus, tapi orangnya bertaqwa, kemudian punya rasa kebangsaan dan dia mempunya wawasan global,” terang Prof Arief.

Selain menjabarkan berbagai teori, dialog dengan para guru dan sivitas akademik Fullday Daquschool dari berbagai cabang juga membahas tentang teknis pelaksanaan pembelajaran. Contohnya, beliau menyarankan agar papan tulis tidak hanya diletakkan di depan, namun di setiap sisi ruangan. Ini berfungsi agar sang guru dapat mengeksplorasi kemampuan tiap anak, selain itu, motorik sang anak juga jadi lebih aktif.

Tantangan pandemi, menurut Prof Arief, juga harus disikapi dengan bijak. Pelaksanaan pembelajaran secara virtual tentu berbeda dengan tatap muka. Maka dari itu, beliau menyarankan untuk memangkas jam belajar, yang sebelumnya berlangsung dari pagi hingga sore, kini bisa dipotong hingga siang hari saja. Hal ini berkaitan dengan efektifitas penyerapan materi oleh anak.

“Kita harus punya teknik-teknik menjawab semua persolan meskipun kita berlangsung secara online. Sebab yang penting itu kesehatan, tapi pendidikan pun tak boleh berhenti. Karena itu, tantangan globalisasi harus dihadapi dengan ilmu,” pesan Prof Arief.

Prof Arief juga menekankan pentingnya peran orangtua dalam pendidikan. Kerjasama dengan para orangtua tersebut harus dijalin oleh pihak sekolah. Selain itu, para guru di sekolah juga harus bisa memberikan pola asuh yang dapat mewadahi anak untuk bercerita, berdiskusi ataupun berdialog.