Sebagai santri tahfizh menghafal Al-quran bukanlah target akhir melainkan awal dari langkah kita memasuki menghadapi dunia dan problemanya.
Hal tersebut disampaikan oleh ustad Ahmad Jameel, ketua Daarul Quran, saat menjadi pembina upacara dalam Khutbatul Iftitah di Pondok Pesantren Tahfizh Putri Daarul Quran Cikarang, Jawa Barat, Senin (2/10).
“Jangan senang jika kita sudah hafal al-quran 30 juz karena bukan berarti tugas kita selesai sebaliknya itu adalah awal kita menghadapi kehidupan dan bagaimana mewarnai kehidupan kita dengan Al-Quran” ujar Ahmad Jameel.
Dalam kesempatan ini beliau juga menyampaikan kegiatan khutbatul iftitah ini merupakan syiar yang melambangkan keberadaan ponpes sekaligus menjadi wujud dari kerjasama dan kreativitas santri.
“Lewat kegiatan ini para santri menunjukkan kreativitas mereka. Ada yang menghias panggung, menyusun jadwal acara, menjadi paskibraka dan pengisi acara lainnya.” ujarnya.
Dalam kesempatan ini Ahmad Jameel juga menyampaikan mimpi dari ponpes daqu yang ingin melahirkan generasi pemimpin bangsa yang saleh dan salehah sekaligus berjiwa enterpreneur.
“Tantangan kedepan semakin kompleks maka kita harus bersiap untuk menghadapinya dengan membangun generasi dan peradaban baru bukan malah terwarnai oleh peradaban yang ada”
Dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh pimpinan Daarul Quran lainnya seperti ketua dewan syariah KH. Ahmad Kosasih, ustad Anwar Sani dan ustad Sobri Muhammad Rizal selaku pengasuh ponpes tahfizh daqu putri cikarang juga ditampilkan sejumlah kreativitas santri seperti tari saman, marching band, pencak silat, pramuka dan lainnya.