Ustadz Yusuf Mansur Raih Penghargaan API 2015

0
279

Alhamdulillah, Pemimpin Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Ustadz Yusuf Mansur menerima penghargaan API (Apresiasi Pendidikan Islam) 2015 di Jakarta, Jumat (11/12).
Penghargaan disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, yang didampingi antara lain Sekjen Kementerian Agama Nur Syam, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin, para pejabat eselon II baik pusat maupun daerah.
Ustadz Yusuf Mansur yang dalam acara itu didampingi Ketua Daarul Qur’an Tarmizi As Shidiq, dinilai sebagai Tokoh Inspirasi, Tokoh Muda Pengembang Tahfidz Al Qur’an.
Penghargaan API juga diberikan kepada enam kepala daerah yang telah memberikan atensi pada pengembangan Pendidikan Islam. Keenam kepala daerah tersebut adalah: Mahyeldi Ansharullah (Wali Kota Padang), Syamsuar (Bupati Siak), Danar Rahmanto (Bupati Wonogiri), Anang Syakhfiyani (Bupati Tabalong), Zainuddin Hasan (Bupati Bulukumba) dan Jamaluddin Malik (Bupati Sumbawa).
API merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam, yang diberikan kepada institusi atau individu di berbagai kategori. Di antaranya lingkungan pemerintah daerah (kabupaten, kota dan provinsi), madrasah (siswa, guru dan lembaga pendidikan madrasah), pondok pesantren (santri, ustadz dan lembaga pendidikan ponpes), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam/PTKI (mahasiswa, dosen dan PTKI), pendidikan agama Islam (sekolah, guru dan siswa) serta individu (tokoh perorangan atau madrasah yang memajukan dunia pesantren).
Menteri Agama menuturkan, di lingkungan pendidikan Islam Indonesia, sedikitnya terdapat delapan juta siswa madrasah, empat juta santri, empat juta madrasah diniyah, 700 ribu mahasiswa PTKI, tiga juta Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dan 1,2 juta Raudhatul Athfal.
Menag Saefuddin mengatakan, pemerintah memberikan apresiasi pendidikan sebagai ekspresi kesyukuran dan pengakuan, bahwa kita memiliki banyak putera puteri terbaik bangsa yang peduli dan mewakafkan dirinya untuk pendidikan Islam, agar terus maju dan berkembang di seluruh pelosok tanah air.
“Apresiasi ini diberikan kepada putera puteri bangsa dalam berbagai kategori, yang menunjukkan bahwa madrasah, sekolah, perguruan tinggi dan pesantren kita berhasil mengembangkan kognisi, afeksi dan psikomotoriknya serta karakter secara optimal,” kata Menag.
Ia menambahkan, “Peristiwa saat ini merupakan momen istimewa bagi saya dan keluarga besar Kementerian Agama. Suatu kebanggaan bagi kita semua dapat berkumpul dengan para pionir dan inspirator pendidikan Islam dari seluruh Indonesia.”
Secara khusus Menteri Agama menyebutkan, Ustadz Yusuf Mansur merupakan produk asli dari Kementerian Republik Indonesia, karena ia mengeyam pendidikan dari Madrasah Ibtidaiyah hingga Perguruan Tinggi (UIN) di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Pendidikan Islam menurut Menag, sejak beberapa dekade terakhir semakin menampakkan identitas yang khas, modern, dan berdaya saing. Fenomena ini tidak sekedar sebagai respon terhadap dunia yang terus berubah, tetapi sekaligus sebagai refleksi kebangkitan dunia pendidikan Islam sebagai salah satu pilar terdepan peradapan bangsa.
“Kita tidak akan membiarkan bangsa yang besar ini kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain karena kelemahan sumber daya manusianya. Kita semua menginginkan pendidikan islam tetap menjadi tuan rumah dinegeri sendiri,” ucapnya.
“Karena alasan itulah, maka pemerintah memperioritaskan pembangunan bidang pendidikan, Kementerian Agama bahkan telah mengalokasikan anggaran lebih dari 85 persen untuk pendidikan agama dan keagamaan,” tambahnya.
“Saya memimpikan madrasah, pesantren, kampus-kampus pendidikan agama dan keagamaan, makin besar dan berkontribusi bagi terwujudnya kontruksi peradaban nusantara yang membanggakan di kawasan Asia, serta dapat menjadi inspirasi bagi peradaban dunia,” ucap Menag bersemangat.
Penghargaan ini memperbanyak apresiasi yang telah diterima Bagi Ustadz Yusuf Mansur dan Daarul Qur’an.
Sebelumnya, Daarul Quran yang menaungi Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, dipilih oleh Lembaga Tahfidz Internasional Al-Haiah Al-‘Alamiyyah Li Tahfizhil Quran sebagai Yayasan Al-Qur’an terbaik di dunia. Yayasan yang didirikan oleh Ustadz Yusuf Mansur ini menyisihkan kandidat dari 65 negara anggota Al-Haiah yang ikut dalam penilaian lembaga tersebut. Penganugerahan diberikan pada 29 Juni 2015 oleh para Imam Masjidil Harom dan Masjid Nabawi.
Sedangkan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta, menobatkan Ustadz Yusuf Mansyur sebagai ‘’Tokoh Perbukuan Islam 2015’’. Penghargaan ini diberikan di ajang Islamic Book Award (IBA) XI di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 2 Maret 2015.
Harian Umum Republika memberikan gelar ‘’Tokoh Perubahan 2007’’ kepada Ustadz Yusuf Mansur bersama sejumlah tokoh lain. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi terhadap kiprah para tokoh yang berdampak postif bagi masyarakat, yang telah bekerja dengan tulus dalam mendorong perubahan.