Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an dengan seluruh jejaring lembaga pendidikannya yang tersebar di seantero negeri, terhitung berhasil dalam memasyarakatkan program tahfizh Al-Qur’an (menghafal Al-Qur’an). Kontribusi Daarul Qur’an ini, diakui oleh negara melalui Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengganjar Daarul Qur’an sebagai penerima Apresiasi Pendidikan Islam lantaran dinilai sangat berhasil dalam memasyarakatkan tahfizh Al-Qur’an. Jika Kementerian Agama mengapresiasi Daarul Qur’an pada 2017, maka Liga Muslim Dunia (Rabithah al-‘Alam al-Islami), melalui al-Hay’at al-‘Alamiyyah li Tahfizh Al-Qur’an menobatkan Daarul Qur’an sebagai lembaga pendidikan Al-Qur’an terbaik di tahun berikutnya, 2018.
Informasi di atas, sama sekali tidak untuk membesar-besarkan Daarul Qur’an. Sebaliknya, informasi di atas dihadirkan untuk memantik semangat perjuangan Keluarga Besar Daarul Qur’an agar tak sejenak pun berhenti melakukan kerja-kerja penguatan dan pengembangan di berbagai aspeknya. Termasuk di dalamnya, memantik semangat santri untuk terus-menerus berprestasi.
Wisuda Tahfizh Nasional (WTN), adalah satu dari sekian banyak perangkat dalam melakukan penguatan dan pengembangan dimaksud. Wisuda tahfizh dalam skala nasional ini menjadikannya momentum yang paling ditunggu-tunggu sekaligus paling didamba oleh semua santri Daarul Qur’an, pun oleh orang tua/wali santri Daarul Qur’an. WTN telah menjadi perlambang atas pencapaian (achievement) bagi santri Daarul Qur’an. WTN juga adalah semacam ganjaran atas jerih santri menjalani proses menghafal Al-Qur’an di Daarul Qur’an. WTN, pada tahap berikutnya, terbukti mampu menjadi daya tarik santri untuk semakin berprestasi dalam bidang tahfizh Al-Qur’an. Jika hendak ditambahkan, WTN menjadi semacam etalase credit point Pesantren dan santri yang bersangkutan.
Sejatinya, Daarul Qur’an yang lahir pada 2003 telah melangsungkan wisuda setiap tahun sejak berdiri. Namun kala itu, belum melibatkan keseluruhan dari santri Daarul Qur’an yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Sehingga saat itu belum menggunakan nomenklatur Wisuda Tahfizh Nasional (WTN). Untuk ditambahkan, bahwa WTN diikuti oleh santri yang selain memenuhi syarat dari aspek pencapaian hafalan, juga memenuhi aspek wajib lulus dalam ujian yang dilaksanakan khusus untuk WTN. Sekurang-kurangnya, sebab inilah menjadikan WTN memiliki prestise paling terasa bagi santri Daarul Qur’an.
WTN awal kali digelar di Istora Senayan Jakarya, pada 2015 dan diikuti oleh 300 santri. Seolah telah menjadi tradisi Daarul Qur’an, setiap event WTN, Daarul Qur’an mengundang berbagai tamu dari berbagaikalangan, khususnya para Ulama Al-Qur’an baik dari dalam maupun luar negeri. Pada gelaran WTN 2015 ini juga dibarengkan dengan pemberian ijazah sanad Al-Qur’an riwayat Imam Hafs dari Imam ‘Ashim thariq Imam Syatibiyyah kepada tiga (3) santri. Bertindak selaku mujiz kala itu adalah Syaikh Ahmad Samir Al-Kannash.
Sebagai seremoni tahunan, selanjutnya pada 2016 kembali digelar WTN kedua yang dilaksanakan di Komplek Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang Tangerang, dan diikuti oleh 237 santri. Dibanding tahun 2015, jumlah peserta WTN 2016 lebih sedikit. Hal ini dikarenakan sejak WTN 2016 ini, diberlakukan sistem seleksi yang dipandang memiliki standar lebih tinggi dari sebelumnya. Pilihan kebijakan seperti ini tidak lain merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas santri Daarul Qur’an.
Selanjutnya pada 2017 dilangsungkan WTN ketiga. WTN ketiga ini, sebagaimana WTN kedua, dilaksanakan di Komplek Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang, dengan 300 santri sebagai pesertanya. Pemilihan lokasi pelaksanaan WTN di Pesantren, diharapkan gelaran WTN tersebut dapat dilihat langsung oleh seluruh santri. Dengan demikian, maka akan menimbulkan pengaruh positif terhadap motivasi santri dan pada gilirannya meningkatkan prestasi santri.
Secara khusus, pada 2018 acara WTN dibarengkan dengan gelaran penganugerahan DAQU Award. DAQU Award dimaksudkan sebagai momentum memberikan paresiasi kepada para insan yang mendharma-baktikan hidupnya di jalan dakwah Al-Qur’an. Ajang DAQU Award ini menetapkan beberapa kategori nominasi, mulai dari Ulama Al-Qur’an yang diberikan kepada al-‘Alim al-Allamah Dr. Muhammad Ali As-Shobuni, seorang ulama yang sangat produktif melahirkan berbagai kitab mulai dari tafsir, ilmu Al-Qur’an, dan berbagai kitab lainnya. Selain kategori Ulama Al-Qur’an, kategori lainnya adalah semisal tokoh inovatif pendidikan Al-Qur’an, keluarga penghafal Al-Qur’an, hingga kategori kalangan artis yang memiliki perhatian terhadap pendidikan Al-Qur’an. Pada WTN keempat ini, diikuti oleh 407 santri. Kegiatan WTN dan DAQU Award ini digelar di Balai Sudirman Jakarta.
Secara terpisah, masih di tahun 2018, juga dilangsungkan Wisuda Sanad Al-Qur’an yang diikuti oleh 12 santri. Kedua-belas santri tersebut berhasil merampungkan hafalan Al-Qur’an dan dipandang layak menerima ijazah sanad Al-Qur’an. Kali ini, bertindak sebagai pemberi ijazah (mujiz) adalah: Syaikh Salim Shomlah Abdoh, Syaikh Abdullah Syajarah, Syaikh Abdurrahman Hamood, Syaikhoh Fatimah, dan Syaikhoh Asma. Pada acara wisuda sanad ini, perwakilan dari Kedutaan Besar Kerajaan Saudi Arabia mengganjar semua mujiz maupun mujaz dengan hadiah melaksanakan ibadah umrah.
Lalu pada 2019, WTN berhasil dilaksanakan kembali di Masjid Istiqlal. Pada WTN kali ini, jumlah santri yang mengikuti adalah 525. Pemilihan waktu dan tempat pelaksanaan WTN juga dibarengkan dengan kegiatan Kajian Islam Bulanan (KIB) yang secara rutin (setiap bulan) dilangsungkan oleh Daarul Qur’an dengan K.H. Yusuf Mansur sebagai narasumber KIB. Pada event WTN kali ini juga para wisudawan/ti yangberprestasi diberikan apresiasi oleh Daarul Qur’an dan atau oleh para tamu yang hadir.
Akhirnya, di 2020 ini, dalam suasana dan keadaan yang jauh berbeda dengan sebelum-sebelumnya, WTN direncanakan digelar pada Kamis, 22 Oktober 2020, secara daring (dalam jaringan). Pilihan model pelaksanaan WTN ini tentu saja didasarkan semata-mata untuk kebaikan semua stakeholders, baik pihak Pesantren maupun pihak santri dan wali santri. WTN kali ini akan diikuti oleh 440 santri. Lazimnya, WTN dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran. Namun sekali lagi, dalam suasana pandemi yang belum usai, maka acara yang biasanya dilangsungkan akhir tahun pelajaran akhirnya dimundurkan hingga Oktober. Pelaksanaan WTN dalam suasana yangtidak biasa ini, insya Allah dapat terlaksana dengan baik, lancar, dan khidmat.
Wisuda 2020 ini juga akan dibarengi dengan pemberian ijazah snad Al-Qur’an. Yang sangat spesial, pemberian ijazah sanad kali ini adalah adanya satu santri yang (dengan penuh syukur) merampungkan hafalan Al-Qur’an 30 juz dengan qira’at ‘asyrah, dan berhak mendapatkan ijazah sanad Al-Qur’an dlam 10 ragam bacaan (qira’at ‘asyrah). Satu santri ini adalah Ananda Wahyu Ibrohim, yang merupakan anak muda asal Bogor, dan saat ini selain tengah mengabdi di Daarul Qur’an, juga menempuh pendidikan di Insitut Daarul Qur’an.
Ala kulli hal, dari semua rekaman kegiatan WTN dari 2015 hingga 2020, maka jumlah peserta WTN secara keseluruhan berjumlah 2.224 santri. Capaian ini adalah satu hal yang wajib disyukuri, dan pada saat yang bersamaan juga wajib terus-menerus dikembangkan. Akhirnya, Daarul Qur’an yang telah memilih jalan Al-Qur’an sebagai jalan juangnya, semoga senantiasa mendapat ridha dan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh: Ustadz Muhammad Bisyri, Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, mantan panitia WTN 2015 dan 2018.