Yuk Install Qur’an dalam Diri Kita

0
47

“Subhanallah, menghafal Qur’an dengan cara satu hari satu ayat (One Day One Ayat) yang diterapkan Ustadz Mansur di pesantren ini adalah metode yang baru saya ketahui. Insya Allah nanti akan saya ajarkan juga di negeri saya,” demikian tutur Syeikh Saad Al-Ghomidi, saat berkunjung ke Pesantren tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, Selasa, 26 Maret 2013.

Malu juga kita, dipuji Imam Masjidil Haram. Padahal, One Day One Ayat sederhana saja. Satu hari satu ayat. Ngafal ayat sambil lihat-lihat artinya. Kalau tiap hari nambah 1 ayat, 1 tahun bisa 3 juz. Satu ayat itu waktu ngafalnya bisa tiap waktu shalat fardhu. Dicicil. Enteng dah.

Bayangin ya. Satu ayat ngafalnya di 5 waktu shalat. Dan cara ngafalnya juga jangan langsung ngafal. Baca aja yang banyak. Satu ayat, 40 kali baca dah.

Empatpuluh kali baca… untuk 1 ayat tuh nggak lama juga. Apalagi waktu bacanya juga di 5 waktu shalat wajib. Bisa dibagi-bagi, misalnya 10 kali baca setiap habis shalat 5 waktu. Kalau 20 kali bacanya, totalnya bisa 100 kali baca per ayat tuh. Bisa kuat hafalannya.

Tapi yaaah, ini soal hidayah dan kehendak Allah sih. Makanya, do’a dah. Supaya Allah berkehendak menjadiin kawan-kawan semua, beserta anak dan keluarga, sebagai Penghafal Quran.

Saya tuh pagi, siang, sore, malam, berdoa agar diri dan keluarga bisa jadi Penghafal Quran. Dan juga agar bisa jadi wasilah bagi Indonesia serta dunia bisa hafal, paham dan ngamalin Quran.

Doa yang saya panjatkan lumayan bertahun-tahun. Sampe sekarang gak berhenti, mau saya baca terus. Hasilnya?

Luar biasa doa itu. Berasa kok, Indonesia sekarang familiar sama tahfizh. Mudah-mudahan kehadiran saya bisa melengkapi dakwah Quran-nya kawan-kawan dan senior-senior. Luar biasanya, sebab doa dan doa, anak-anak makin ke sini semakin banyak yang mau ngafal.

Maka, coba deh doa, pagi, siang, sore, malam. Saban-saban habis shalat fardhu dan sunnah, doa lagi, supaya diizinkan betul sama Allah. Biar tergerak dan ada kemudahan.

Jangan bilang lagi cuma doa ya, he he hentar dibilangnya cuma doa. Ya tetap gerak lah. Cuma, gerakan yang udah dibimbing Allah, efek dari doa.

Sungguh-sungguhlah dalam berdoa untuk bisa mencintai Quran. Supaya bisa punya anak-anak dan keluarga haafizh-haafizhah. Sesering dan serajin serajin mungkin doanya. Doalah untuk Quran, kayak doa minta jodoh, kerja, modal, lunas utang, duit, dan lain-lain perkara dunia. Sedang untuk dunia pun kalau diminta ya dikasih kan? Apalagi doanya untuk Quran.

Terus coba jajal sedekah. Sedekahnya diikuti dengan doa agar fadhilah sedekah bisa berbuah hidayah dan kemudahan Allah untuk diri, anak dan keluarga bisa hafal Quran. Makanya saya ngajak kawan-kawan untuk ikut donasi masjid tahfidz. Kenapa coba? Supaya ada sambungannya dengan doa dan ikhtiar dalam menghafal dan belajar Quran.

Ok ya… Satu hari 1 ayat. One Day One Ayat. Ayat dan artinya. Dari pagi sampai dengan mau tidur, masa seayat aja gak hafal? Iya kan? Kalau beneran terjadi gak hafal, adalah karena gak nyempetin. Apalagi 1 ayat itu, bener-bener gak usah dihafal, dibaca aja sebelum dan sesudah shalat fardhu … baca 10 kali, maka total sehari 50 kali baca. Kalau 20 kali? 100 kali total baca per ayatnya.

Bila kawan-kawan baca 100 kali baca per ayat, maka MaasyaaAllah, kuat banget dah hafalannya. itu mah gak usah ngafal, kehafal dengan sendirinya. Sambil baca, sambil mata liat-liat posisi atau letak ayat. Mata, lihatnya, melekat. Ngafal dengan bantuan mata juga. Tambah hafal dah.

Syukur-syukur dipakai dalam shalat … dan dengan sambil lihat juga terjemahnya, ngafal jadi nikmat. Asli. Kayak ngobrol sama Allah kok.

Buat yang gak bisa baca, atau buta matanya, minta dibacakan saja. Konsep ini, bisa dipakai untuk tahfizh anak. Sambil nemenin anak, bacain aja. Bacain anak, kalau cuma 1 kali, ya gak bakalan hafal. Sambil anak maen, bacain 10, 20, sampai dengan 100 kali, maka anak sama ayah ibunya, otomatis hafal kok.

Jumlah banyaknya baca, di mana saya nyebut sampai 100 tadi, itu kan 1 hari. Bukan 1 kali duduk, dibagi 5 waktu. Enteng banget … kecuali gak dapat hidayah.

Tahu gak? Jika Al Quran itu adalah obat dan rahmat … dengan kita hafalin, maka seakan-akan kita nelen Quran. Kita campur langsung sama darah dan daging kita. Begitu juga ketika anak dan keluarga ikut tahfizh, maka Al Quran menyatu sama darah dan dagingnya, juga di hati dan pikirannya. Obat dan rahmatnya Al Quran tidak lagi di kertas … tapi udah nyatu sama diri kita, dirinya anak-anak dan keluarga. Kayak HP, gak lagi kosong, dah di-install program. Yup, ibarat gadget atau HP, diri kita pun kita install di dalamnya Quran. MaasyaaAllah kan? Subhaanallaah. Kereeen…

Jika kita sempet untuk selain Quran… jika otak muat untuk ilmu-ilmu dan informasi selain Quran … tentu buat Quran harusnya lebih lagi…

OK. Tulisan saya ini dibaca lagi ya dari awal. Baca pelan-pelan … biar kesentuh hidayah juga. Masa tahunan hidup, tapi gak bertambah ayat yang dihafal.

Bismillaah dah … Satu hari 1 ayat. Atau 1 hari 1 baris. 15 hari, 1 lembar kelar. 1 juz berapa? 20 lembar. Satu tahun 1 juz dah.

Juz ‘amma, 271 baris. Itu belum dipotong yang udah kita hafal kayak Al Ikhlas dan lain-lain. Anggap dah 200 baris. Cuma 200 hari tuh jika 1 hari 1 baris. Sedaaap …

Duaratus hari itu itu hanya 5 bulanan. Kalau 1 hari 5 baris? 40 hari kelar. Kejar aja.

Setiap nambah bacaan (bacaan loh ya, bukan hafalan), bertambah pula rizki loh. Asli. Hidup saya berubah drastis setelah ngedeketin Quran. Padahal program kita tadi kan kita bacanya bukan 1 kali. Tapi 20 kali, 40 kali, bahkan 100 kali baca per ayat per hari. Berapa tuh rizki yang bakal kebuka. Coba dah … Biar hidup berubah juga …

Bismillaah ya … saya doain kawan-kawan semua, juga anak-anaknya dan keluarganya agar bisa diizinkan Allah untuk ngafal.

Bacain tulisan ini ke keluarga dan kawan-kawan yang lain. Barangkali ada yang tergerak ngafal, maka bacaan mereka, dan juga di setiap huruf yang mereka hafal, kita dapat pahalanya. Kalau banyak yang tergerak? Allahu Akbar dah.

Untuk muroja’ah, siapin aja salah satu waktu shalat. Bisa sebelum tidur, bisa pas tahajjud, atau bisa juga pas perjalanan … pinter-pinternya kawan-kawan aja.

Sebaik-baik muroja’ah dipakai di dalam shalat. Bila laki-laki, jadi imam aja. Pakai bacaan yang dihafal. Bisa juga ditulis dengan penulisan yang sama dengan aslinya. Atau muroja’ah dengan jadi guru/mitra/partner bagi yang lain. Kalau bisa, ngafal cari temen. Suami dengan istri, kakak dengan adik, kawan dengan kawannya … gitu.

Ingat ya… sesuatu yang nyenengin dan ngegedein hati adalah, setiap huruf yang dibaca, apalagi dihafal, jadi rizki banget-banget. Lebih dari ngumpulin uang dan emas.

OK dah

oleh : K.H. Yusuf Mansur