Bayangkan, jika sabun mandi atau cuci tangan yang Anda gunakan, ternyata mengandung bahan dari unsur babi. Ih, najong (najis) dong, kata anak alay. So, tangan kudu disucikan.
Itulah yang delapan tahun silam dipersoalkan pakar Islam. Dalam seminar ‘Cuci Tangan Dari Sudut Pandang Islam’ yang digelar Departemen Kesehatan RI di Hotel Lumire, Jakarta, Senin (19/10/2009), ulama dan cendekiawan muslim menyarankan agar dilakukan pelabelan halal atau haram pada sabun.
“Harusnya ada cap halal atau haram pada sabun. Khawatirnya ada bahan-bahan lain seperti lemak hewan yang menjadi bahan baku sabun. Pertanyaan yang muncul kemudian yaitu apakah lemak itu berasal dari hewan yang halal atau haram. Kalaupun halal, apakah binatang itu disembelih atau tidak, karena kalau belum tetap saja haram karena termasuk bangkai, dan dalam Islam bangkai itu najis,” tutur Dr Isnawati Rais MA, pakar fiqih Islam dan juga dosen Paska Sarjana Universitas Islam Neneri Syarif Hidayatullah dalam seminar tersebut.
Kini, gugatan itu sudah direspon produsen. Menurut Wakil Direktur LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, Kosmetika) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. Muti Ariantawati, saat ini sudah banyak produk pembersih yang bersertifikat halal seperti sabun cuci tangan dan pencuci piring.
Menurut WordBook Encyclopedia (1998), bahan utama sabun adalah lemak atau minyak, dan alkali. Nah, ini soalnya, lemak atau minyak itu bisa hewani, minyak nabati seperti minyak kelapa atau minyak zaitun. Sedang alkali yang digunakan adalah soda kaustik (NaOH). Bahan lainnya adalah parfum dan zat pewarna.
Sabun mandi bisa terdiri dari sabun saja, atau campuran sabun dan surfaktan sintetik seperti bleaches (pemutih). Selain mengandung parfum, sabun mandi juga dapat mengandung germisida (antimikroba).
Menurut Wakil Direktur LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, Kosmetika) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. Muti Ariantawati, sabun mandi cukup rawan karena dapat mengandung bahan-bahan yang berasal dari hewani. Artinya, bisa jadi najis. ‘’Jika mengandung bahan-bahan yang berasal dari hewan (babi) atau hewan lain yang tidak disembelih secara Islami maka bahan tersebut najis dan tidak boleh dipakai,’’ tandas Muti. Ia menambahkan, banyak bahan-bahan pembuatan sabun yang patut dicurigai, terutama lemaknya.
Alhamdulillah, kini sudah banyak merek sabun mandi yang bersertifikat halal. Di antaranya yang populer adalah Lifebuoy (White, Pink, Green, Gold) dan Lux (Moisturize, Nourish, Gentle, Deep Clean, Balanc) serta Lux Mild (White, Yellow, Salmon). Yang pertama diimajikan sebagai sabun keluarga, sedang yang kedua sabun kecantikan. Masa berlaku sertifikat halal kedua merek sabun keluaran PT Unilever ini sampai akhir Mei 2003.
Di bawah kelas keduanya, ada sabun Medicare. Sabun mandi kesehatan keluarga ini dikemas dengan bungkus plastik berwarna kuning, hijau, biru dan merah, tampak mencolok. Produsennya juga menyelipkan secarik kertas di dalamnya, berisi komposisi ingredient (bahan baku).
Berdasarkan survei Top of Mind yang dilakukan SWA dan Frontier pada 1999, sabun keluaran Megasurya Mas ini masuk peringkat lima besar. Selain untuk konsumsi dalam negeri, produsen Medicare juga mengekspor ke Tanzania, Dubai, Laos, Singapura, Arab Saudi, Kenya, Mongolia dan Taiwan.
Saudara Medicare yang juga bersertifikat halal adalah sabun mandi Anita, OK Beauty Soap, Eve, dan Doll. Satu lagi Harmony, sabun mandi beraroma aneka buah.
Dalam daftar kosmetika bersertifikat halal LPPOM MUI, merek sabun lain yang juga tercantum adalah Bee & Flower Brand dan Baraka Black Seed Soap.
Sabun-sabun bersertifikat halal tersebut, cukup mudah ditemukan di pasaran. Jadi, Anda tak usah khawatir keliru bersabun dengan kosmetika yang bisa jadi malah najis.
Deterjen Halal
Ramadhan ini, muncul iklan heboh produk deterjen halal bernama Total Almeera. Produk ini menonjolkan tagline kehalalan.
Muti Arintawati menjelaskan, titik kritis produk deterjen adalah kandungan surfaktan, yang bisa berasal dari turunan lemak, enzim, fatty acid dan soap base juga merupakan turunan lemak, parfum dan solubilizer. Kegawatannya, persis seperti diterangkan Isnawati Rais tadi. Alih alih suci, pakaian yang dicuci malah jadi najis.
Gebrakan Total Almeera sebagai pioneer produk deterjen halal, kini diikuti perusahaan lain. Mereka mendaftrakan produknya untuk disertifikasi oleh LPPOM MUI. Alhamdulillah, tentunya.