Pagi (4/8) raut wajah gembira terpancar rombongan shigor putri yang saat itu berangkat menuju pesantren DaQu dari asramanya di hotel siti, Tangerang.
Kedatangan shigor putri untuk mengikuti serangkaian acara Khutbatul Iftitah dan kemudian berlanjut dengan Education Trip ke Museum Jendral A.H. Nasution dan ke Planetarium, Jakarta.
Tiba di Pesantren DaQu santri-santri shigor putri dengan khidmat mengikuti rangkaian acara khutbatulifitah yang dihadiri langsung oleh Ayahanda K.H. Yusuf Mansur dan segenap pimpinan.
Pukul 9.30 usai mengikuti acara khutbatul iftitah di pesantren daqu santri shigor putri kemudian melanjutkan perjalanan menuju menteng untuk mengunjungi Museum Jendral A.H. Nasution. Sesampainya di Menteg rombongan santri shighor berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa untuk melaksanakan sholatdzuhur dan kemudian istirahat makan siang.
Masjid yang nyaman dengan halamannya yang luas sangat tepat sekali menjadi tempat persinggahan rombongan, bukan hanya itu Masjid Agung Sunda Kelapa ini juga menyimpan elemen sejarah yang tak bisa dilewatkan, masjid yang elah berdiri sejak tahun 1960 ini menjadi salah satu lokasi yang wajib di kunjungi di daerah menteng.
Usai beristirahat rombongan kemudian menuju ke Museum Jendral A.H. Nasution dan disambut hangat oleh Bapak Suroso salah satu prajurti TNI yang bertugas di Museum tersebut.“siap untuk keliling museum ?” sahut pak Suroso kepada santri shighor putri dan kemudian dijawab dengan riuh dan semangat “siaaap!…” kemudian karena tempat yang luas rombongan dibagi menjadi 2 supaya tidak sesak di dalam Museum.
Dengan tertib dan antusias santri-santri shigor putri menyimak penjelasan Pak Suroso yang berada di depan salah satu diorama yang menggambarkan Kondisi Jendral A.H. Nasution saat akan diculik oleh pasukan Cakrabirawa. “dengan izin Allah SWT Pak Nas (Jendral A.H. Nasution) dapat melarikan diri dan selamat dari kejadian tersebut” terang pak Suroso dalam Ruang Tidur Jendral Nas, terdapat juga bekas peluru di meja dalam kamar tersebut yang menjadi saksi bisu atas kejadian tersebut.
“subhanallah ada Al Qur’an di atas meja!” sahut salah satu santri kepada teman – temannya sembari menunjuk ke arah Al Qur’an yang berada di atas meja yang terdapat lubang bekas peluru.
Beranjak ke ruangan berikutnya santri shighor putri tertegun dan sedih melihat diorama yang menggambarkan Ade Irma (putri Jendral Nasution) bersimpah darah digendong ibunya yang di todong senjata api oleh pasukan Cakrabirawa, yang kemudian nyawanya tak terselamatkan.
“alhamdulllah dengan education trip ini semoga santri shighor putri bisa mengenal sejarah-sejarah yang ada di Indonesia dan salah satunya yakni G 30S PKI yang kejam dan bengis berusaha untuk meruntuhkan kemerdekaan Indonesia, untuk itu kami pilih museum ini sebagai tujuan, juga semoga santri-santri bisa merefresh kembali semangatnya usai kegiatan TahfizhCamp yang barusaja usai setelah berjalan 3 bulan” begitu pesan Ust. Jaya selaku kepala pengurus santri shighor putri.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Planetarium Jakarta, santri shighor putri berkeliling melihat dan mempelajari alam semesta di Planetarium. Namun di Planetrium rombongan tak bisa banyak bergerak dikarenakan ada renovasi dan juga jam kunjungan yang terlalu sore.
“alhamdulillah senang banget bisa keliling ke Museum dan foto-foto sama ustadzah di planetarium” Ujar Nayla Anastasya santri shighor putri yang baru saja mengkhatamkan Al Qur’an 30 juz dalam program tahfizhcamp selama 3 bulan lalu. Hal yang sama juga dikatakan oleh Siti Nida Khofiya yang berhasil tuntas 30 juz di tahfizhcamp. Keduanya adalah santri terbaik shighor putri.
Dengan usainya kunjungan ke Planetarium santri shigor putri kemudian kembali ke asrama dengan menggunakan bis rombongan.