Tiga Persiapan Utama Agar Halan-Halan Bermakna

0
80

‎Sudah mendekati akhir tahun, pastinya banyak rencana disiapkan. Mulai berlibur ke destinasi-destinasi menarik sampai berburu menu makanan enak yang siap menggoyang lidah untuk bahan cerita. Judulnya pun sudah bukan berlibur lagi, tapi halan-halan, bahasa millenialnya…

Dari rencana yang sudah disusun seringkali dalam prakteknya masih suka terlewat. Entah karena terburu-buru ataupun karena mendadak ada agenda kerja yang tak bisa ditinggalkan. Kawan-kawan sahabat muslim, sebelum melaksanakan kegiatan halan-halan, sebagai sesama muslim kiranya kami akan berbagi tips agar saling tawasou di antara kita. 

Bagaimana sich halan-halan itu bisa jadi nyaman? Perlulah kita perhatikan poin-poin persiapan secara menyeluruh. Mulai dari persiapan mental, persiapan fisik, serta persiapan materi. Berikut pembahasannya:

Secara mental dan spiritual kita memahami betul bahwa traveling atau safar juga bagian dari Sunnah yang diperbolehkan, asal sewajarnya. Allah SWT berfirman:

 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ 

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (Al-Mulk: 15) 

 

Niatkan betul liburan kali ini ada nilai ibadahnya. Faham karena dalam safar ada ilmu, dalam safar ada hikmah, dan dalam safar ada pengabulan doa. Maka niatkan menuntut ilmu, bukan maksiat. 

Selain itu, hadirkan welas asih dalam perjalanan. Jangan ujub, pamer, riya, dan lainnya. Bersikap baik di perjalanan ke tempat tujuan/wisata. Jauhkan sifat pamer. Datangnya para traveller sudah diimagekan lebih oleh mereka yang kedatangan rombongan kita. Maka tidak perlu lagi merasa lebih atau pamer.

Perjalanan yang dekat bisa jadi akan memakan waktu lama karena terjadinya penembahan volume kendaraan pada tanggal tertentu. Maka dari itu kita harus melakukan persiapan fisik saat mengemudi. Sesuaikan kondisi fisik dengan perjalanan kita. Misalnya, fisik kita bukan sebagaimana layaknya fisik pengemudi bus malam atau truck yang terbiasa jalan di malam hari. Memulai perjalanan di pagi hari dan upayakan banyak istirahat di malam hari. 

Kalaupun terpaksa melakukan perjalanan di malam hari untuk meghindari macet, kita bisa mengkonsumsi suplemen yang direkomendasikan oleh dokter. Apalagi yang herbal. Tapi alangkah lebih baiknya mengkonsumsi suplemen sebelum perjalanan dilakukan. 

Selama di lokasi wisata atau tujuan tidak perlu terlalu memporsir fisik hingga lelah. Sisakan tenaga untuk melakukan perjalanan pulang. Bermain secukupnya dan nikmati suasana liburan dengan hati lapang. 

Persiapan materi adalah persiapan barang bawaan dan kendaraan kita. Selama halan-halan diupayakan tidak menggunakan aksesoris dan perhiasan yang berlebihan. Menghindari kejahatan yang sewaktu-waktu akan datang. Juga menjauhkan diri dari sifat pamer/riya. Sekedarnya cukup bagi yang memandang. 

Tidak perlu juga membawa cash money yang banyak. Sekarang zamannya cashless. Sebagai antisipasi silahkan bawa kartu asuransi jiwa atau sejenisnya sebagai persiapan jika ada hal yang tidak diinginkan. 

Kendaraan lebih vital lagi persiapannya. Cek masa berlaku, mesin, dan servis secara lengkap. Pastikan semua lampu berfungsi dengan baik. Ban juga diperiksa tekanan anginnya. Ini penting karena jika kondisi cuaca hujan atau banjir sering mengakibatkan kecelakaan yang disebabkan ban selip. Bisa juga menggunakan suplemen pengirit bahan bakar mengingat perjalanan jauh pasti akan banyak mengkonsumsi bahan bakar. 

Membawa makanan selama perjalanan bagus sekali karena akan menghemat pengeluaran. Jika kita makan selama di perjalanan, baik di rest area ataupun tempat lain, selama liburan ini sepertinya harga akan lebih mahal. Uang lebihannya bisa digunakan untuk hal lain. Beli oleh-oleh misalnya… 

Muslim yang baik adalah muslim yang selalu mengingat saudaranya. Halan-halan adalah keberkahan dari Allah. Maka dari itu ada baiknya kita berbagi keberkahan yang sudah Allah berikan kepada tetangga ataupun sanak saudara dengan buah tangan yang kita bawa. Tidak perlu memaksakan, kalau memang tidak ada lebihnya ya tidak apa-apa. Semoga halan-halan kita tahun ini semakin menambah ilmu, keberkahan, dan pengalaman yang berguna bagi diri kita dan keluarga. 

 

 

Oleh: Ustadz Hendy Irawan Saleh, Kepala Biro Kominfi, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an