Yang Muda Bercocok Tanam

0
52

Indonesia merupakan negara agraris dengan 26.135.469, berdasar sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013, berprofesi sebagai petani. Sayangnya, setiap tahunnya pekerja sektor pertanian terus menurun. Sektor pertanian menjadi sektor usaha yang tidak lagi diminati masyarakat terutama para generasi muda.

Ada banyak alasan mengapa generasi muda enggan menggeluti usaha pertanian seperti tidak pernah mendapat informasi seputar dunia pertanian, tidak mendapat ilmu pertanian dari orangtua dan yang terbanyak kondisi pertanian begitu memprihatinkan.

Untuk mengenalkan kegiatan pertanian dan becocok tanam, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, bersama Daqu Agrotechno melakukan kegiatan budidaya tanaman holtikultura, Selasa (7/1). Kegiatan yang digelar di lapangan futsal ini diikuti oleh ratusan santri SMP dan SMA dengan tanaman cabai dan terong menjadi komoditasnya.

Nanda, pemandu dari Daqu Agrotechno, menjelaskan budidaya tersebut terdiri dari 3 fasa, “Pra tanam, penanaman dan perawatan, serta panen. Yang dilakukan hari ini adalah persiapan media tanam, penyemaian. Fasa ini berakhir sampai tanaman bisa dipindahlahankan ke kebun atau polybag”. Nanda juga mengatakan, Daqu Agrotechno akan terus mendampingi hingga budidaya masuk pada tahap panen.
“Insya Allah satu minggu ke depan, sudah bisa dipanen” tukas Adhitya Radhin, santri kelas 9.

Pelibatan santri pada sektor pertanian sudah dilakukan Kementerian Pertanian lewat Gerakan Tani Millennial yang diluncurkan tahun lalu. Gerakan tersebut untuk memperkenalkan generasi millennial tentang pertanian. Tak aneh karena generasi millennial merupakan usia mayoritas penduduk Indonesia, presentasenya mencapai 33,75%. Dengan jumlah tersebut mereka bisa menjadi penggerak sektor pertanian untuk penguatan ekonomi.

Kegiatan budidaya tanaman ini dilakukan sejalan dengan kebutuhan pertanian akan peran santri selaku generasi millennial. Ustadz Ridwan, salah satu asatidz yang mendampingi, mengatakan kegiatan ini bertujuan mengenalkan santri tentang dunia pertanian. Setelah itu mereka diharapkan mampu memproduksi hasil-hasil pertanian, baik perseorangan maupun pengelolaan pesantren, untuk meningkatkan ekonomi umat. Selain mengenalkan pertanian pada santri, kegiatan ini juga bertujuan melakukan penghijauan lahan pesantren.

Proses yang berkelanjutan menjadi kunci peningkatan pertumbuhan pertanian. Bukan sekedar ilmu pengetahuan, juga langkah nyata meningkatkan kesadaran, minat, serta pembekalan.