Dalam sejarah Bangsa Indonesia, Pramuka (Kepanduan) menjadi salah satu wadah perjuangan, termasuk oleh kaum muslimin. Pada 1920, lahirlah “Hizbul Wathan” (HW) sebagai pengganti nama “Padvinder Muhammadiyah”. Syarikat Islam juga mendirikan “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang kemudian berganti menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” (SIAP). Sedangkan Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB).
Pada 23 Mei 1928, organisasi kepanduan Islam dan kebangsaan membentuk forum PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia).
PAPI berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang kebangsaan maupun agamis, misalnya Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), dan Islamitische Padvinders Organisatie (IPO).
“Itulah, kenapa di Ponpes Daqu ada pramuka. Selain untuk melatih kepemimpinan, melalui pramuka para santri akan semakin terbina spiritualitasnya. Maka, kegiatan pramuka wajib diikuti seluruh civitas akademika,” tutur Ustadz Ahmad Jameel, dalam sambutan pada upacara pembukaan pramuka Pesantren Tahfidz Daarul Quran di Kampung Qur’an Tangerang, Sabtu, 8 September 2012.
Apel Pramuka di halaman Al Fatihah Building itu diikuti seluruh elemen civitas academica dan segenap pimpinan Yayasan, Managemen, dan Pesantren. Diantaranya adalah Ustadz Ahmad Jameel, Ustadz Abdoel Rochimi, Ustadz Jaya Rukmana, dan Ustadz Sholah.
Upacara dimulai pukul 16.00 WIB, dengan pranata acara Muhammad Denis Al Hafidz dan Komandan Upacara Harizin Auzan, siswa SMA Daqu. Sedangkan Pembina Upacara adalah Ustadz Jameel.
Dalam amanatnya, GM Pendidikan Ustadz Abdoel Rochimi antara lain mengatakan, Pramuka mengajarkan bagaimana sejatinya menjadi insan yang siap tugas di posisi manapun berada; Siap memimpin dan dipimpin, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ‘’Konsep inilah menjadi dasar pembangunan watak kepimpinan,’’ ujarnya.
Acara upacara ditutup dengan yel-yel yang dibawakan oleh Pasukan Khusus Pramuka dari siswa Daarul Quran. Doa dipimpin Ustadz Jaya, mengakhiri apel sore tersebut.
Bergabung dalam penutupan apel, Ustadz Yusuf Mansur memberi semangat kepada para Pandu Daqu. Kata Ustadz, ‘’Melalui kepanduan, hari ini Anda semua berproses untuk jadi pemimpin masa depan bangsa Indonesia!’’