Anakku Sayang Santriku Soleh

0
31

 

Tengah asyik dibuai mimpi hendak bercumbu dengan istri, tiba-tiba Aku dikejutkan suara kecil memanggil-manggil. ‘’Pah, Pah, Pah…,’’ kata suara itu, yang ternyata berasal dari anakku yang sedang liburan di rumah. ‘’Papah mau puasa, nggak?’’ tanya santri Daarul Qur’an itu sambil tersenyum.

Aku membalas senyumnya. Lalu, dengan gontai Aku bangkit hendak menuju kamar mandi.

 

Saat kuperhatikan, anakku tampaknya baru saja mengerjakan shalat malam. Sajadahnya masih terhampar di lantai, dengan Al Qur’an terbentang di rehal. Dan ia bersiap santap sahur untuk puasa sunah esok harinya.

Hmmm, aku tersenyum kecil. Rupanya anakku ini ‘’balas dendam’’. Dulu sebelum dia nyantri,  Aku yang nguber-uber membangunkannya untuk shalat malam dan sahur puasa wajib maupun sunah. Kini giliran dia yang membangunkan Aku.

Alhamdulillah ya Rabb. Terima kasih buat para Guru Pembimbing anakku di Ponpes Daqu. Semoga kesolehannya semakin meningkat seiring bertambah usianya.

Pengalaman di atas digurat seorang walisantri Ponpes Daarul Qur’an di situs PPPA Daarul Qur’an. Dia berbagi cerita sebagai salah satu bentuk syukur atas perubahan dan perkembangan anaknya, setelah digembleng di Ponpes Daqu.

Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara, M Anwar Sani, menuturkan, PPPA Daarul Qur’an yang berdiri pada 29 Maret 2007 adalah lembaga amil yang bergerak dalam bidang sosial, dakwah, dan pendidikan. Pondok Pesantren Daarul Qur’an adalah salah satu laboratorium sedekah pembibitan Penghafal Qur’an. Selain mendirikan beberapa pesantren di Indonesia, PPPA juga membantu serta membina Pesantren Tahfidz.

‘’Kami pun memberikan beasiwa kepada santri dan mahasiswa penghafal Al-Qur’an serta memberikan bantuan kepada guru-guru Penghafal Al-Qur’an,’’ terang Tarmizi, Direktur Eksekutif PPPA Daqu.

Menurut Tarmizi, perkembangan pesat lembaganya tentu lantaran dukungan masyarakat. Karena itu, katanya, segala ucapan terima kasih tadi sesungguhnya dialamatkan kepada pada donatur dan mitra yang sudah lebih 4 (empat)  tahun ini setia mengiringi perjalanan PPPA Daarul Qur’an dalam berkhidmat kepada hajat ummat.

‘’Jadi perkembangan PPPA Darul Qur’an ini bukan hasil kerja kami semata, melainkan hasil kerja donatur, hasil kerja kita semua yang mempunyai cita-cita  sama dalam membibit dan mencetak Penghafal Al-Qur’an,’’ tandas Tarmizi.

Menurut Ustadz Abdoel Rochimi MA, Direktur Pendidikan Yayasan Daarul Qur’an Nusantara, kisah di atas salah satu dari sekian banyak laporan orangtua santri yang masuk ke PPPA.

Seorang walisantri lainnya mengaku bangga, putranya kini mampu menjadi imam sholat bagi keluarganya di rumah. ‘’Saat ini, anak saya yang nyantri di Ponpes Daarul Qur’an sedang liburan di rumah. Subhanallah, dia dapat menjadi imam sholat dengan bacaan yang fasih dan banyak ayat seperti yang diajarkan di pesantren,’’ ujar walisantri tersebut.

Lebih jauh dia berharap, para santri di seluruh Tanah Air, terutama santri Ponpes Daqu, kelak menjadi pemimpin agama, bangsa, dan tanah air. Bukan sembarang pemimpin, tapi ‘’Pemimpin dunia yang soleh-solehah’’.

Tak lupa ia menyampaikan terima kasih kepada para ustadz pembimbing anaknya.

Ustadz Faizin, seorang simpul donatur, bertutur, beberapa hari lalu ia mengawal  9 santri I’daad Darul Qur’an yang hendak berlibur ke kampung halamannya di Semarang, Jawa Tengah.

Setiba di stasiun Senen, ternyata dua santri susulan tidak mendapat tiket lagi. Sedang 7 temannya sudah mengantongi tiket lantaran telah beberapa hari sebelumnya dibookingkan.

Dalam suasana kepepet seperti itu, tanpa dikomando para santri membaca Sholawat Nabi SAW. Sementara Uatdz Faizin coba mendapatkan 2 tiket lagi dari petugas Kereta Api.

‘’Subhanallah, setelah saya temui petugas kereta dan mengutarakan kesulitan kami, ternyata masih bisa diusahakan tempat untuk kedua santri. Padahal, saat itu ratusan orang tidak bisa mendapat tiket lantaran saking banyaknya calon penumpang yang mau liburan,’’ tutur Ustadz Faizin.

Ketika kedua santri tadi bermaksud membayar harga tiket kepada Ustadz Faizin, dia bilang, ‘’Kalian nggak perlu ganti uang tiket itu. Malah kalau bisa kalian harus minta lagi.’’

Para santri bengong tak mengerti. Lalu sambil tersenyum Ustadz bilang, ‘’Maksudnya, minta lagi ke Allah SWT agar saya bisa membelikan tiket umroh buat kalian semua.’’

‘’Amiiin,’’ seru sekalian santri setelah mengerti maksud Ustadz Faizin.