Daqu Got Talent menapakkan kakinya di Pesantren Daqu Ungaran, Semarang. Kali ini, para juri mendapat suguhan bakat-bakat yang berbeda dari peserta audisi lainnya.
Kamis (5/11/2020) 65 santri saling menunjukkan bakat terbaik untuk mendapatkan tempat di babak final. Hamparan alam yang sejuk jadi latar panggung yang berada di pelataran masjid pesantren. Setelah sholat dzuhur, para santri langsung mencari tempat mengitari panggung sederhana beralas karpet itu.
Daqu Got Talent jadi wadah penyaluran bakat santri yang digelar Daqu Talent Management (DTM). Salah satu harapannya adalah santri bisa menebar dakwah Islam lewat kesenian, seperti yang diungkap Kepala Bidang DTM, Ustadz Ade Kurniawan, dalam sambutan sebelum acara.
“Jadi temen-temen bisa berdakwah gak hanya dengan ceramah, tapi dengan kesenian. (Seperti) Sunan Kali Jaga dengan gamelannya, tombo atinya Opik, Mohammed Salah lewat sepakbolanya,” jelas Ustadz Ade.
Di awal, para juri dibuat kagum dengan alunan Tembang Macapat khas Jawa Tengah yang dikelir Abil Athaillah Al-Bani. “Ini keunikan yang baru kita temui. Bisa kita ulik lagi,” puji salah satu juri, Pak Heri Hermanto, yang sudah malang melintang mewadahi minat dan bakat Pesantren Daqu Ketapang, Tangerang.
Setelah suasana sendu dengan musik gamelan, giliran alunan lagu rock kenamaan, Sweet Child O Mine, karya Guns n Roses digarap dengan lihai oleh Zidane Alfarizy. Bukan bernyanyi, tapi ia mengcovernya dengan alat musik drum.
Zidane mengaku telah lama mengulik alat musik tersebut. Kemampuan tekniknya pun diuji oleh para juri. Hasilnya, tak ada raut kekecewaan di wajah mereka.
Jangan khawatir kehilangan kader da’i ulung. Tengoklah Muhammad Yusuf. Badan santri kelas 7 ini memang kecil, tapi nyali dan kemampuan berbicara di hadapan orang banyaknya tak bisa dipandang sebelah mata. Para juripun meneyebutnya sebagai “The Next Dai Cilik”.
Beberapa bakat unik lainnya juga terhampar di panggung itu. Di antaranya cover lagu 12 bahasa daerah karya musisi Eka Gustiwana yang diremake salah satu peserta. Ada pula pantun palang pintu khas Betawi, pantomim layaknya Charli Chaplin, melestarikan budaya dengan atraksi freestyle egrang dan masih banyak lagi.
“Seneng banget karena bisa tampil di hadapan temen-temen. Mudah-mudahan banyak yang lolos dari sini,” tutur salah satu peserta, Hamas Pahlawan.
Banyak bermunculan bakat unik santri yang akan dieksplorasi lewat wadah Daqu Got Talent ini. Karena itu, tunggu audisi Daqu Got Talent di Pesantren Daqu lainnnya ya.